Saat semua mata lelah membaca berita tentang ulah generasi Z yang lebih banyak menghabiskan waktu bersama gadget dan teman di dunia maya, tetapi aku menemukan hal yang berbeda dari kalian. Mentari Semasa itu awal nama yang terlintas untuk disematkan kepada kalian. Matahari pagi yang memberikan kehangatan memecah dinginnya malam. Menyibak kegelapan mengantarkan kepada cahaya. Mungkin hanya semasa dan itupun singkat tapi keberadaan kalian akan memberikan harapan. Sebuah harapan bahwa hari ini akan berlanjut dan masa tidaklah berhenti. Mungkin begitu kira-kira filisofi Mentari Semasa, nama pertama untuk kalian (padahal baru aja kepikiran hihihi).
Tapi benar saja, nama pertama itu telah diaminkan oleh Tuhan. Kalian, dari ruang lingkup yang sangat kecil telah membuat kejutan. Jika awalnya kalian menolak, meronta untuk mengajak satu teman melakukan satu kebaikan tapi sekarang bukan hanya satu... tapi ribuan. Rasa kemanusiaan melihat penderitaan saudara di seberang lautan telah melahirkan sebuah gerakan yang murni dari Generasi Z. Inilah yang sebenarnya sedang dinantikan, ada segerombolan pelajar yang mampu menyalurkan energi berlebinhya untuk kebaikan. Kami para orang dewasa akhirnya tersadar, kalian tidak hanya mampu membuat gaduh namun juga mampu membuat sesuatu di luar ekspetasi orang kebanyakan. Barangkali masih ada tatapan sinis sebelah mata, ah... itu hanya tatapan tak berguna untuk dipikirkan.
Mengetuk kerelawanan pelajar dan dilakukan oleh pelajar itulah catatan sejarah yang akan kalian torehkan. Yakinlah, kalianlah pioner itu, kalianlah inspirator itu... hingga kelak seluruh penjuru negeri akan mengikuti jejak langkah kalian. Ketulusan kalian, kepolosan kalian, keikhlasan kalian hanya mampu diganjar ketika telah berada di hadapan pengadilan Tuhan. Rasa lelah pastilah mendera, itu wajar karena manisnya perjuangan hanya akan dirasa saat kalian berada di surga tertingginya. Jadi inget, kenapa perjuangan itu pahit? Karena surga itu begitu manis.
Liquid, nama kedua untuk kalian paska nomer cantikku hangus termakan masa tenggang. Meski kepanjangannya agak dipaksakan biudh tapi itulah doa yang terpanjatkan. Dalam benakku liquid adalah sebuah zat padat. Di dalamnya terdapat makna keteguhan. Sebuah harapan, kalian teguh menjalankan semua perintah dan menjauhi semua laranganNya. Kalian teguh dengan prinsip kebenaran di tengah beringasnya jaman. Kalianlah permata yang akan tetap menjadi permata meski di berada diantara batu hitam. Kalianlah benda yang tetap berharga meski comberan menjadi tempat kalian berada.
Terakhir adalah nama yang kalian pilih sendiri, semut. Sejenak mari kita belajar dari semut.
1. Soliditas Semut
Binatang kecil ini seringkali mengajarkan manusia tentang makna ukhuwah dan soliditas. Bayangkan, semut kecil dapat menganggkat roti yang sangat besar. Mereka saling menanggung beban untuk mengangkat sebuah makanan. Ada pembagian tugas dalam setiap koloni semut. Menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik. Apakah kalian tidak ingin sesolid ukhuwah semut?
2. Kemampuan semut baradaptasi
Semut sudah ada sejak 6 juta tahun yang lalu. Dan sampai dengan saat ini tidak pernah kita temukan adanya kepunahan semut. Mengapa? Karena kemampuan semut beradaptasi dengan lingkungannya. Kemampuan kalian untuk beradaptasi dengan sebuah lingkungan yang baru akan membuat keberadaan kalian tak akan punah. Hanya ada pinta kepada Sang Pencipta, agar istiqamah dan hidayah tak terlepas dari kalian. Hingga kelak kita terpisah ruang semangat untuk menjadi baik dan menebar benih kebaikan tetap terjaga dalam diri kalian.
3. Kecerdasan Semut
Jangan meremehkan semut, mereka salah satu makhluk yang cerdas di bidang matematika #uhuk. Kelak, ketika kuliah dan mengambil jurusan matematika, fisika, atau kimia kalian akan berkenalan dengan prinsip fermat. Dalam prinsip tersebut dijelaskan bahwa jika sebuah gelombang merambat dari satu titik ke titik yang lain, maka gelombang tersebut akan memilih jejak yang tercepat. Daaan semut memahami ini. Ketika sebuah koloni semut menemukan sebuah tempat penuh dengan sumber makanan, maka koloni tersebut akan memikirkan sebuah cara agar bisa menjangkau tempat tersebut dengan cepat. Semut juga memilih jalan yang memiliki permukaan lembut untuk dilewati. Namun jika jalan itu terlalu jauh, maka jalan yang keras pun dijadikan pintasan bagi mereka. Selain itu kecerdasan dalam mengumpulkan makanan dan membangun kota semut juga dapat menjadi inspirasi untuk kita semua #yang ini dicari sendiri yaaa hihihi.
Dalam menebar kebaikan kita juga membutuhkan kecerdasan, baik kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Gabungan dari ketiga kecerdasan tersebut akan membuat kinerja proyek kebaikan kita menjadi lebih efektif dan efisien. Saat ada masalah datang menyikapi dengan kepala dingin dan hati yang tenang,,, plus teteeep seluruh jiwa kita terhubung ke langit memohon perlindungan dan pertolongan.
Kaum semut nan imut, terimakasih kalian dan energi berlebihnya. Kami sangat yakin, negeri ini masih bermasa depan. Semoga Allah meringankan langkah kaki kalian dan 100 mimpi yang telah dibuat akan menjadi kenyataan satu per satu sesuai dengan kehendak Tuhan. Bukankah takdir itu mempertemukan kehendak kita dengan kehendak Tuhan?
Selamat menikmati jamuan perjuangan, para penggerak kerelawanan...