Aku tdak tahu kapan kau akan membaca tulisan ini. Hanya berharap, saat kau besar nanti blog ini masih bisa di akses sehinga pesan dan harapan ibu padamu dapat tersampaikan. Kali-kali di masa yang akan datang ibu lupa apa sebenarnya harapan ibu kepadamu.
">
Kehadiranmu adalah pembuka simpul bahagia dari dua keluarga. Kau akan terlahir di dunia sebagai anak pertama, cucu pertama, dan cicit pertama. Pokoknya semua serba pertama. Menyandang predikat pertama tentunya bukan sebuah hal ringan dan mudah. Kelak di kemudian hari, beberapa orang akan menjadikanmu tolok ukur atas segala sesuatu. Kesuksesanmu atau kegagalanmu.
">
Melihat hal itu, aku sebagai ibumu pastilah berharap kau mampu menjadi seorang pemimping di antara saudara-saudaramu. Senantiasa dekat dengan kebenaran dan mampu melihat dengan jeli untuk menimbang keadilan. Kebijaksanaan dan kearifan dalam memandang setiap masalah, sehingga orang disekitarmu terkhusus adik-adikmu merasa nyaman untuk meminta pendapat serta merasa tenang dengan putusanmu.
">
Nak, hari ini usiamu di sekitaran 28 minggu dalam kandungan, konon belum pada posisi yang seharusnya. Taukah kau? Saat tahu ini ibu langsung berfikir dan berkata kepada bapakmu yang sudah mulai lelap, "Seandainya diminta memilih di antara dua, tolong pilih anak kita ya?". Emosional sesaat sebagai dampak shock bercampur dengan berbagai bumbu menjadi satu. Tetapi, ibu berharap pilihan itu tak perlu terjadi. Seperti janji yang telah terpatri dalam hati, "Aku akan membesarkanmu dengan tanganku sendiri, mendampingi masa pertumbuhanmu". Rasa sakit dan tak nyaman selama kau masih berada dalam kandungan tak akan pernah sebanding dengan melihatmu menjadi "manusia" yang membanggakan Allah dan RasulNya.
">
Dari kejadian di usia sekitaran 28 w ini, iu selalu berkata kepadamu. "Seseorang itu harus berada di posisi yang benar, sekali dia tidak berada pada kebenaran maka dia akan menyusahkan banyak orang. Misalnya saat ini, karena kau tidak berada di posisi yang benar semua orang di sekitarmu menjadi sedih dan cemas. Jika kau tidak segera berubah mungkin akan menyakiti ibumu, membuat sesak dada bapak, meningkatkan kolesterol mbah putri, membuat pingsan mbah ibu" (intinya ibu mohon kerjasamanya untuk menempati posisi yang seharusnya wkwkwk, ben ketok filosofis njok ngono. Bukannya tak boleh berbuat salah, manusia berbuat salah itu wajar, tetapi menjadi penting menjadi manusia yang dengan cepat menyadari kesalahanna dan segera kembali kepada jalan yang benar. Apa titik acuan jalan benar dan salah itu? Titik acuannya itu adalah Allah dan RasulNya, bukan rasionalitas manusia belaka. Semoga Allah membimbing jalanmu selalu, dan hidayah Allah tak enggan bersamamu.
">
Islam adalah agamamu, sejak awal kau diciptakan. Maka, pengetahuan yang luas tentang agamamu juga akan kau miliki kelak. Karena itulah sumber dari segala kebijaksanaan, landasan kebenaran yang kau ambil, dan parameter keadilan, serta titik acuan dalam membuat segala keputusan. Semua perbuatanmu akan ditimbang berdasarkan Allah cinta atau Allah tidak cinta, bukan berdasarkan pada cara pandang manusia yang kadang tak sempurna. Kau menjadi orang yang mencintai kebaikan dan berusaha untuk dapat melakukan kebaikan. Tak cukup sampai disitu, bahkan kelak kau akan menjadi penyeru kebaikan. Bahasa orang langitnya, menjadi seorang yang sholih dan mensholihkan. Ibu sangat berharap, kelahiranmu tidak akan menjadi beban untuk umat ini. Tetapi, kau adalah jawaban atas keresahan umat kelak di masanya. Ibu bahkan tidak tahu, tantangan zaman apa yang kelak akan kau hadapi, sekarang saja sudah seperti ini. Semoga bisa dengan luwes bersikap dan bertutur kepada sesama sehingga seruan kembali kepada jalan Tuhan dapat mereka terima. Semoga, kau menjadi perantara manusia semakin mendekat kepada Tuhannya. Kaulah anak yang akan memahami makna syahadatain dan melakukan segala konsekuensi atas dua kalimat yang kau ucapkan.
">
Menjadi sosok yang dekat dengan Al Qur'an dan kelak dapat menyematkan mahkota bermandikan cahaya kelak saat di surga adalah harapan bapak dan ibu'. Bila lama kau menghafal tak masalah untuk kami, tetapi contohlah sahabat Umar yang menghafal paling lama karena dia tidak berpindah ayat sebelum dapam mengimplementasikannya.
">
Entah mengapa, terselip sebuah harapan kecil kelak kau akan menjadi seorang ilmuan. Penemu yang bermanfaat untuk umat. Kau menjadi kebanggaan umat ini. Saat dunia islam saat seperti kehilangan para ilmuan beriringan dengan runtuhnya kejayaan Islam kala itu. Ibu berharap kau dapat mengikuti jejak Aviciena, Al Khawarism, Ibnu Haitam, dan lain sebagainya. Menjadi rujukan perkembangan ilmu pengetahuan dengan tetap terpancar cahaya keimanan.
">
Menguasai banyak bahasa sebagaimana Haji Agus Salim, gemar membaca dan menulis.... argh, andai si bapak tahu ibu menulis ini dia bisa tralala. Semoga kelak kau tak terbebani tapi termotivasi yaaa. Semoga ibu pantas menjadi ibu darimu, anak yang akan menjadi teman diskusi ibu'.
">
Nanti kalau ada yang berubah lagii, ibu bakal nulis Untukmu Kepada Anakku Part 2. Mungkin, setelah jelas kau laki-laki atau perempuan. Sampai detik ini ibu belum nemu inspirasi nama yang mewakili harapan ibu. Hihihi... perdebatan dengan bapak akan segera dimulai tentng olah nama. Doakan ibu ya, Nak...