Motivasi orang untuk beramal sangat beragam. Terkadang niat yang lurus terkadang tercemari dengan hal yang bersifat duniawi, bukan lagi ukhrowi.
Surat Al Hijr : 39-40
Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.”
Manfaat ikhlas
1. Hati menjadi tenang
Masalah apapun jika kita ikhlas karena Allah maka kita akan merasa tenang. Karena semuanya dikembalikan kepada Allah
2. Dimudahkan dalam segala urusan
Saat ikhlas otak depan yang berfungsi mengambil keputusan akan terkoneksi. Namun saaat tidak ikhlas otak bagian batang yang bersifat emosi
3. Memiliki orientasi hidup jangka panjang
4. Allah akan ridha dengan apa yang dilakukan.
5. Mendapat posisi sebaik-baiknya
semua ditujukan kepada Allah
Yah, sepenggal kalimat yang akan membayangi langkah kaki beberapa waktu ini. Ketika tumpahan rasa kecewa dan gugatan atas ketidak idealan mulai menyeruak ke permukaan. Lalu datanglah sepenggal pesan yang diperantarakan atas nama pertemanan.
Semakin lama berinteraksi maka, akan seperti seseorang yang berenang ke dalam lautan. Dia akan semakin dalam dan akan semakin mengetahui isinya. Jika selama ini hanya mengenal permukaan, maka lautan dalam menjadi sebuah rahasia. Tapi, setelah perlahan menyelami kita akan melihat apa saja isi benda di dalam sana. Bisa jadi bukan hanya mutiara, tapi tumpukan sampah.
Di tepi pantai memang akan sangat indah. Disana kita bisa melihat batas cakrawala. Angin bertiup sepoi dan menikmati deburan ombak. Awan berarak di antara birunya langit. Hanyalah mengingat keagungan Allah yang dapat kita lakukan saat melihatnya.
Tapi laut masih tetap menyimpan banyak rahasia. Hanya orang tertentu yang sanggup menyelaminya. Banyak pula perbekalan dan kesiapan yang perlu dilakukan agar sanggup melihat hingga ke dasaran. Setelah menyelam menjadi hak bagi masing-masing untuk menentukan. Tetap bertahan untuk tinggal atau pergi dengan ragam rasa kecewa.
Tak ada organisasi yang benar-benar bersih dan sesuai idealisme awal pembuatannya. Seperti kealamian laut yang tetap bisa tercemari oleh tindakan tidak bertanggungjawab. Hm..pergeseran menjadi sebuah kemestian karena berjaraknya pendiri dengan penerus masa kini. Jangan mencari ruh dari pendirian karena kadang dia tidak ikut terkubur bersama jasad pemiliknya, tetapi generasi selanjutnya sudah enggan menggunakan. Tak mampu membuat tafsiran.
Tak perlu juga merasa patah hati, ketika idealisme tak bertemu realitas. Ketika keseharusan sudah tak menjadi harus. Kesalahan menjadi lumrah. Saat ini, yang perlu dikembalikan orientasi bukan mereka, cukup dari kita saja. Kita mungkin hanya riak kecil yang keberadaannya tidak akan memberikan pengaruh apapun. Tapi paling tidak bisa membuktikan tentang niat awal dan tujuan.
Tak perlu risau dengan dukungan dan cara pandang manusia dengan segala yang kita niatkan karena panggilan Tuhan. Seluruh makhluk ciptaan-Nya tak perlu membuat kita terjatuh dan terpuruk. Melukai perasaan. Seandainya seluruh penghuni langit, bumi, dan di antara keduanya tak lagi memberikan sorak dan dukungan tetaplah fokus pada jalan yang kamu yakini kebenarannya.
Bahkan meski kini kamu berada di sebuah rumah yang rusak, atapnya bocor tapi tidak harus dirobohkan. Carilah cara untuk memperbaiki. Pastikan pondasinya masih kokoh. Pastikan pergeseran hanya pada atap bukan lainnya.
Mendapatkan gambar ini dari Ustadzah ada rasa haru yang membuncah. Ketika mendapatkan pemberitahuan dari Ustadzah bahwa kamu akan melakukan ujian kenaikan jilid rasanya ingin menangis. Tapi nyatanya gengsiku lebih besar dari keinginan itu wkwkwk. Oh, Ya Allah aku sampai lupa mengucap rasa syukur kepada-Mu. Betapa besar kasih sayang-Mu kepada anakku. Terimakasih Ya Allah, atas kemudahan yang Engkau berikan kepada Tabina dalam memahami secuil ilmu-Mu. Semoga Engkau selalu permudah dia dalam mempelajari agama-Mu hingga kelak menjadi salah satu bagian dari penegak risalah yang telah Engkau turunkan kepada Nabi-mu.
Hai, Tabina... jika suatu hari nanti kamu merasa lelah bacalah tulisan ibumu ini. Bahwa ketika kamu masih berumur 5.5 tahun telah berhasil berjuang dan tekun belajar. Kamu dilahirkan bukan sebagai orang yang mudah menyerah dengan keadaan. Meski berawal dari hal serba kekurangan dan penuh ketidakmampuan tapi darahmu adalah darah pejuang. Tidak pernah menyerah dan terus menyelesaikan semua tantangan. Aku adalah saksi saat kamu baru saja lulus dari balita. Awal masuk ke kelas TK A, teman-temanmu sudah mendapatkan kitab untuk mengaji. Sebagai tanda mereka telah memiliki start lebih awal darimu. Mereka telah memiliki bekal lebih banyak dari mereka.
Kamu pulang dengan wajah sedih, karena teman-teman sudah berfoto dengan kitab dan kamu belum. Akhirnya, kamu tak merasa lelah untuk belajar dan mendapatkan kitab. Awalan, alfatihahmu pun masih berantakan, sedangkan ada temanmu yang sudah berbekal hafalan lainnya. Aku, ibumu sempat khawatir kamu akan tertinggal. Aku tak bisa meraba perasaanmu seandainya hal itu terjadi. Tapi, sekali lagi kamu menjunjukkan kegigihan. Setiap berangkat sekolah selalu semangat karena memiliki tujuan yang akan dicapai. Di rumah tetap mau murajaah...
Mungkin kamu akan bertanya, kenapa bisa Tabina yang anaknya ibuk dan bapak ketika masuk TK belum bisa apa-apa? Ada beberapa hal, Bin... Pertama, kamu pernah trauma saat belajar mengaji. Kami salah memintamu mengaji bersama teman-teman di desa kelahiran Ibuk. Datang pertama kali di majelis ilmu itu kamu langsung diminta untuk membaca Al Qur'an. Kamu hanya diam saja, karena memang belum bisa. Lalu disuruh pulang oleh guru ngaji pertamamu. Atau akan bertanya, kenapa bukan ibu? Aku tak ingin memaksamu, sebenarnya sudah di ajari tapi sering lupa. Musuhmu belajar adalah smartphone dan TV. Kedua benda itulah yang mendistorsi yang telah kamu pelajari.
Nak. aku percaya kamu adalah anak yang tidak akan mudah menyerah. Hanya sering ragu, dan kamu hanya butuh percaya. Saat nanti kamu butuh orang yang mempercai kemampuanmu datanglah pada ibu.
Selamat berjuang Tabina, jalan panjang menuju Surga Allah itu tidak mudah maka mintalah Allah untuk meberikan kekuatan dalam melewatinya.
Mencari buku yang Memorable agak sedikit sulit, soalnya beberapa buku
memiliki kesan tersendiri. Eh, tapi buku Memorable disini bukan hanya
buku yang berkesan sih, menurut arti yang sempet dicari di google, Memorable
artinya mudah diingat. Sepertinya judul buku di atas menjadi sebuah buku Memorable
untukku.
Markesot Belajar Ngaji adalah buku tulisan Emha Ainun Nadjib pertama yang
aku miliki. Awalnya berfikir buku ini akan cukup menghibur, bisa dibaca sambil
rebahan dan mendengarkan musik atau sambil bersantai. Baru juga pada BAB
pertama yang dibaca sudah dibolak-balik. Mencari makna, apa sih ini? Gaya
menulis Emha Ainun Nadjib ini sangat filosofis dan kaya makna. Butuh peresapan
disetiap kalimat yang dituliskan olehnya. Hasil Iqra' terhadap kondisi di sekitar
dihubungkan dengan ayat-ayat Al Qur'an.
Buku ini berjumlah 108 bab dengan jumlah halaman maksimal tiga. Setiap bab
selalu diberikan contoh riil yang terjadi di masyarakat, kemudian akan muncul
ayat Al Qur'an yang menjadi petunjuk penjelasan akan permasalahan tersebut.
Sebagai orang awam, aku tak akan sanggup dan mampu untuk menulis bagaimana cara
beliau menulis. Hal ini karena dibutuhkan sebuah pemahaman yang cukup dalam
mengenai kitab suci umat islam.
Tulisan Emha Ainin Nadjib ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama
teraniaya dan tertawa, bagian kedua Najis Komprehensif, Bagian ketiga Ilmu
Sejati, dan bagian Keempat adalah Ewuh Pakewuh Kepadanya. Dalam setiap bagian
nama Bab diberinama dengan Daur.
Markesot Belajar Ngaji merupakan catatan harian Emha Ainun Nadjib selama dua
tahun, yaitu 2017 sampai dengan 2018. Secara khusus tulisan beliau ingin
mengajak pembaca melakukan dekonstruksi pemahaman nilai, pola, komunikasi,
motede perhubungan kultural, pendidikan cara berfikir dan upaya mencari solusi
akan masalah yang di hadapi oleh masyarakat.
Nah, setelah kepo-kepo maksimal kembali ternyata Daur adalah tulisan dari
Mbah Nun (begitu sapaan beliau) di website pribadi mbah Nun. Buku yang menurut
saya Memorable ini ternayata merupakan daur ke V. Artinya ada 4 daur
yang belum saya baca. Menurut informasi yang didapatkan Daur 1 berjudul Anak
Asuh Indonesia, Daur 2 Iblis tidak Butuh Pengikut, Daur 3 Mencari Buah
Simalakama, dan Daur 4 Kapal Nuh Abad 21. Berita pentingnya lagi, semua tulisan
ini dapat dibaca di laman caknun.com secara gratis. Duh, denger berita ini
berasa langsung stelan otak berkata, siap-siap kepalamu...Ren.
Gara-gara buku ini aku jadi teringat bahwa setiap buku memiliki sifat
bermacam-macam saat ita akan membacanya. Tidak semua langsung bisa kita pahami
dan terima. Tetapi perlu untuk benar-benar diresapi terlebih dahulu.
Paling tidak macam buku dari segi cara membacanya dapat dibagi menjadi
beberapa jenis.
1.
Buku langsung enak
Buku langsung enak adalah buku yang tidak perlu
berfikir mendalam tetapi langsung mendapati maksudnya. Semisal butuh kunyahan
tidak membutuhkan kunyahan ekstra. Buku maca mini bisa jadi memang buku yang
seperti ciki-ciki, enak tetapi kurang kandungan nutrisinya atau kaya akan
nutrisi. Buku yang ditulis dengan maksud untuk menyampaikan nilai kepada
segmentasi tertentu akan mengikuti cara segmentasi
tersebut berkomunikasi. Penulis tentu ingin memastikan jika pembaca dapat
langsung mengambil pelajaran dari apa yang dia sampaikan.
2.
Buku untuk dicicipi
Buku jenis ini merupakan buku yang dicicipi
hihihi, ini seperti saat kita membeli makanan. Apa tujuan mencicipi? Untuk
mengetahui rasanya apakah sesuai dengan selera kita atau tidak. Biasanya kita
akan membandingkan satu rasa dengan rasa yang lain. Ada orang yang ingin
memastikan bahwa buku bacaan terebut berisi mengenai informasi yang
dibutuhkannya. Dia perlu menimbang dan membandingkan manakah yang sesuai dengan
apa yang dia cari. Jika sesuai akan dilanjutkan proses memakan, jika tidak maka
akan mencari yang lainnyan.
3.
Buku yang harus dikunyah lama
Nah, buku tulisan Cak Nun adalah buku yang harus
dikunyah secara perlahan. Hal ini dimaksudkan agar intisari dan nutrisi dalam
buku itu dapat sampai ke otak. Terburu-buru dalam membacanya akan membuat kita
kehilangan makna dan tujuan awal penulisan buku tersebut. Buku-buku filsafat
atau novel dengan Teknik penulisan tingkat tinggi (Dunia Sophie, misalnya) membutuhkan
waktu membaca dengan penuh konsentrasi tinggi. Membaca buku jenis ini tidak
bisa disambi dengan melamun. Melamun sedikit saja langsug kalang kabut. Bukannya
tertelah dan memberikan nutrisi malah muntah karena diri tak bisa lagi mencerna
serta mencermati.
4.
Buku yang menyediakan nutrisi untuk semesta
Ada juga penulis buku yang berharap melalui tulisannya,
kelak ada seseorang yang memahami makna dan ilmu tersembunyi yang dia tuliskan
kemudian mampu menyebarkan pengetahuan. Setiap kelahiran pasti memiliki maksud
dan tujuan, pun dengan penulis yang membuat rangkuman pemahaman. Penulis yang
selalu berharap nilai yang dimiliki dapat diketahui semua orang. Cak Nun selalu
berkata seperti pelok pelem (biji mangga), biji yang tertanam kemudian kelak
akan berbuah pada waktu yang belum semua makhluk mengetahuinya. Cak Nun selalu
berharap ilmu yang beliau sampaikan tidak hanya berhenti pada pembaca. Akan
tetapi memberikan efek dan dampak bagi masyarakan sekitarnya.
Dari satu buku Cak Nun atau Mbah Nun ini aku mulai tersadar, benarlah yang
disampaikan Taufik Ismail bahwa aku termasuk dalam generasi nol buku. Masih
tertatih untuk membaca. Markesot Belajar Ngaji memberikan tamparan intelektual
sangat keras padauk. Ya, aku harus banyak belajar cara membaca. Kalau kata Cak
Nun dalam bukunya, Iqra’ ku belum sempurna. Buku yang tidak terlalu tebal
tetapi sepertinya harus berulang membacanya. Dan sepertiny perlu mencari
tulisan-tulisan Emha Ainun Nadjib untuk melatih otak hihi.
Setiap kehidupan, Allah akan
membukakan kesempatan-kesempatan untuk mewujudkan karya sampai dengan waktu
yang telah ditentukan. Selain kesempatan Allah juga memberikan modal. Kadang
orang bercanda aku hanya modal dengkul, dan dengkul itu adalah dari
Allah. Jangan sampai kita melewatkan kesempatan-kesempatan yang diberikan
oleh Allah berlalu begitu saja sebenrnya manusia itu akan mati sebelum ajal,
karena itu akan membuat manusia menjadi hidup tanpa nilai. Perhatikan kesempatan
yang ada untuk tumbuh dan berkembang dengan karya yang dapat dinikmati hingga akhir
zaman
Perlu kita pahami bersama bahwa kesempatan
yang diberikan oleh Allah adalah untuk :
1. Menyempurnakan kewajiban
Terkadang manusia merasa tertekan dengan kewajiban, padahal kewajiban-kewajiban yang akan memberikan bagian besar dalam kehidupan manusia Barang siapa bisa mempunyai karakter menyempurnakan kewajiban Allah akan memaduinya selalu menguntungkan, menyenangkan, proses berkisinambungan, dan diakhirkan dalam berbuat baik.
Dalam bahasa iman kita akan memulai kehidupan sebenarnya adalah pada saat di kubur. Di dunia adalah tempat pelatihan yang menjadikan banyak karya sehingga di masa selanjutnya dapat terselamatkan dan kebaikan yang lebih banyak. Karena keadilan akan didapatkan setelah kehidupan.
Kewajiban kepada Allah bahasa
besarnya adalah dzikir (mengingat Allah dan menghubungkan segala sesuatu dengan
Allah), sehingga kehidupan menjadi lebih terkendali serta mampu tumbuh berkembang dan hidup dalam jalan keajaiban dari
Allah.
Sepintar apapun pasti memiliki
kelemahan, sebanyak apapun Allah bisa mengambil dalam waktu sekejap. Cantik dan
ganteng tidak dapat mempengaruhi kehidupan. Tetapi, jika Allah sudah menguji
manusia maka dia tidak akan mampu mengatasinya. Misalnya sakit, bencana, dan tekanan batin.
Seseorang yang sudah menghasilkan dunia yang banyak ternyata tidak bisa berbuat
apa-apa saat dokter tidak bisa mengatasi sakit yang diberikan oleh Allah kepadanya.
Di Jepang saat itu mengklaim mampu membuat alat deteksi
bencana saat akan terjadi, namun ternyata saat peresmian gedung tempat pembuat alat pendeteksi tersebut hancur. Ternyata, tepat di bawah gedung tersebut adalah pusat dari bencana.
Hidup adalah proses yang panjang
maka, kesempatan-kesemapatan untuk melakukan keawajiban jangan sampai terlewat agar tidak akan ada
goncangan hidup.
2. Mengubah Masalah Menjadi
Hikmah
Jangan terlalu sensitif, sombong, atau terlalu merasa diri sangat besar. Kadang saat Allah menguji bukan untuk dirinya tetapi untuk memberi kesempatan orang-orang mengubah masalah menjadi hikmah sehingga hikmah bertebaran di muka bumi.
Diturunkannya ujian untuk menguji seberapa jauh pondasai manusia dan mengembalikan diri dalam menyempurnakan kewajiban. Orang biasa yang luar biasa, yaitu orang yang mampu mengurai ujian dari Allah menjadi hikmah dan inspirasi banyak orang.
Setan selalu
mengajak diri kita untuk berfikir bahwa ujian untuk membuat kita sengsara, menderita sehingga kita jatuh. Setan akan menggiring kita untuk merasa bahwa inti hidup adalah pada jasad dan fisik.
Dunia selalu mengajak hidup yang terkonsentrasi pada jasad, fisik, dan fasilitas sehingga akan membuat manusia menjadi terpuruk jatuh dan tidak berkembang.
Ada orang yang merasa memiliki banyak potensi tetapi tidak dengan fasilitas untuk berkembang. Itu adalah ungkapan yang tidak tepat. Sesungguhnya Allah telah memberikan kita banyak peran untuk mengembangkan portensi yang kita miliki. Ujian bukan untuk membatasi tetapi untuk tumbuh dan berkembang.
Ujian merupakan hal yang sangat spektakuler bagi orang yang bisa mengubah masalah menjadi hikmah. Sehingga dia akan menjadi sumber inspirasi dan kebaikan.
3. Berkontribusi untuk
peristiwa apapun.
Kontribusi dalam masalah
apapun. Kita harus memiliki kepekaan dalam melihat sesuatu.
Dampak kontriusi yang salah akan
berpengauh terhadap diri kita pada masa yang akan datang.
Misalnya, saat mendengar ada bencana kemudian kita langsung mengambil barang yang sudah tidak berguna, semua kita keluarkan kemudian disalurkan. Saat itu akan membuat seolah para korban bencana adalah tempat untuk menampung barang yang tidak berguna bagi kita. Bayangkan seandainya ada seorang anak kecil yang dia mencari baju. Kemudian mendapati baju bekas dari kita yang ternyata sudah jelek dan sobek. Lalu dia berkata, pasti orang yang memberikan ini orangnya jelek dan hatinya buruk. Tentunya akan berbeda respon saat yang kita berikan adalah baju yang masing ada segelnya.
Ingat, cara yang keliru akan memberikan efek yang
tidak baik. Berhati-hatilah dalam berkontribusi.
Saat ada masalah orang disekitar kita apa kontribui yang diberikan? apakah ikut mencaci atau turut berdoa?
Saat ada seruan membantu Palestina jangan pernah berfikir bahwa itu tidak ada urusan dengan kita, orang yang dekat dan disekitar kita juga banyak yang membutuhkan. Kontribusi dalam jihad fisalibilllah akan membuat kita tercatat dalam kebaikan.
Waktu yang diberikan terbatas, ajal adalah batas. Maka mari kita sadari waktu akan berlalu. Janga n sampai dilindas waktu dan jaman. Waktu yang terbatas memaksa kita melejitkan kemampuan
Maka perhatikan :
1. Bahwa kesuksesan dan
kebahagiaan selalu diawali dengan kesulitan dan kelelahan
Kecil dimanja, muda foya-foya,
mati masuk surga itu adalah ilusi belaka.
Balasan yang besar ada pada ujian yang sulit. Seorang raja akan menitipkan anaknya di tempat yang sulit dan susah agar memaksa sang putra untuk terus berjuang. Orang yang akan banayk melakukan banyak kontribusi adalah orang yang siap dengan kesulitan dan kelelahan.
Maka Allah memberikan kita kesempatan evaluasi, yaitu dengan diturunkan oleh Allah bulan rajab. Akan banyak ujian berat pada bulan Rajab dan Sya'ban yang terhubung dengan hati dan ujian. Banyak ketetapan yang diterima kurang nyaman. Kadang orientasi ekhidupan kita berbelok. Perkembangan karakter bahaya jika selalu menemui suasana yang mudah dan full fasilitas.
Jika kita berasa pada suasana yang sulit dan melelahkan berarti sedang berada. Maka bangkitlah dan bertahan untuk menerima semua dengan lapang maka Allah akan mengganti dengan kemudahan
2. Hargailah karunia yang ada
padamu
Kita akan merasa tenang saat berada pada garis dan karunia masing-masing, karena Allah tidak akan salah dan keliru dalam memberikannya. Dengan itu dia akan tumbuh dan
berkembang. Perhatikan apa yang ada padamu jangan menginginkan yang ada pada
orang lain. Setiap manusia akan ada pada garisnya masing-masing.
Allah telah memberikan kepada kita tiga hal, yaitu
a. Jiwa
Semakin lama, manusia semakin tidak peduli dengan jiwanya, karena matanya yang ada di kepala secara fisik melihat banyak hal yang menurut dia harus didapatkan. Jiwanya yang kenal dengan agama diperintahkan untuk berdoa. Doa memiliki meminta dan mendektkan pada Allah. Setan menggiring mata untuk melihat banyak hal, sehingga fokus mendapatkan banyak hal bukan untuk dekat dengan Allah.
Merasa cepat capek, teraniaya ketika tidak mendapat fasilitas yang diinginkan. Allah mengadhirkan bulan Rajab dan sya'ban, ramadhan untuk mengembalikan jiwa manusia. Mengingatkan bahwa ada jiwa yang harus ditumbuh kembangkan.
Dalam surat Al fajr, Kalau kita mesucikan akan menguntungkan dunia dan akhirat. Sengaja mengotori dunia akan membuat rasa sesak lebih banyak. Tidak semua yang diinginkan kita dapatkan.
Ada sebuah kisah tentang Wanita terkaya kedua di Jepang. Allah menguji dengan penyakit pada syarafnya yang membuat dia tidak kenal dirinya dan apa yang dimiliki. Manusia tidak mampu memerhatikan ketika jiwanya tidak mewarnai kehidupan maka yang dilakukan hanya soal fisik dan nafsu.
Orang yang kehilangan semua yang ada pada dirinya karena merasa jiwa yang tenang harus memiliki banyak fasilitas dunia. Mari mafaatkan bulan Sya'ban ini untuk membawa manusia kembali.
b. Akal,
Ilmu adalah hal yang membuat mudah dan memudahkan. Ilmu yang menjadikan seseorang hidup lebih teratur, mudah dan efisein. Orang hanya mengambil sesuatu yang meningkatkan kehidupan bahkan dalam urusna agama. Saat seseronag tidak mendapatkan bagian mendapat ilmu sebenarnya maka, dalam hal ibadah juga akan menjadi kacau. Banyak orang umroh tetapi tidak mendapatkan apa yang ditetapkan oleh Allha. Prestasi dzikir saat sholat, Ramadan, umroh, haji tentu beda dari yang biasa tetapi jika ilmu tidak sampai kesana maka doa-doa yang dilantunkan berisi meminta. Setan membuat manusia menginginkan banyak kehidupan dunia, sehingga dia akan meminta masalah dunia, sehingga berkurang untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Perlu untuk kita menajamkan akal kepada
ilimu sehingga hal yang dilakukan akan berdampak besar dalam kehidupan dunia dan
juga di akhira
c. Fisik
Allah berikan fisik agar produktif. Mata tidak digunakan untuk melihat dan membaca kebaikan. Orang yang bayak jalan-jalam dan piknik akan lebih mudah untuk sedih karena matanya banyak melihat. Orang desa selalu bahagia.
Mata melihat banyak dunia akan membuat tertekan, karena dunia tidak semua digariskan untuk kita. Telinga untuk menengar sesuatu tidak pernah tuntas. Kalau tidak dilatih tidak akan memebrikan manfaat yang banyak. Saat majelis kita diminta membaca Al Qur'an dia hanya menyimak dan ada yang membaca HP padahal lafal yang dibaca bersama banyak orang dapat memberikan dampak besar.
Dilatih agar maksimal. Mengurus rumah
apa-apa sendiri merasa tertekan, padahal kehidupan, kesuksesa, kebahagiaan
berasal dari yang sulit dan kelelahan.
Jalan yang benar pasti rasanya sulit dan melelahkan tetapi Allah telah menyiapkan kemudahan,
kelapangan, dan keberkahan
3. Pamahi Tujuan
Dunia tempat beramal bukan perhitungan, maka jangan pernah menghitung berapa alam yang telah dilakukan.
Gunakan waktu yang sempit
dengan sebaik-baiknya. Abu Bakar pernah berkata, setiap amal punya waktu, jangan
kehilangan waktu-waktu amalmu
4. Ciptakan kebiasaan baik agar
tebentuk kaakter kuat
Tidak akan berubah kebaikan,
karakter, suasana kehidupan tanpa mengubah kebiasaan. Kebiasaan adalah hal yang
dilakukan dengan mudah, senang, dan cepat. Jika tidak melakukan dengan tiga hal
tersebut maka itu bukan kebaiasaan
Sya'ban sebagai bulan perbaikan dan ingatlah 1 bulan di bulan ramadan senilai dengan amalan selama 60 tahun. Fastabiqul Khoirot! 🔥