Tabinaku Mau Jadi Anak SD

Sepertinya baru kemarin Bapak menggenggam tangan kecilmu ke sekolah lalu aku mengambil gambar biar kayak ala-ala. Baru beberapa waktu yang lalu rasanya aku menemanimu berbaris di atas karpet dengan name tag buah strawberry bertuliskan namamu. Waktu itu, kau memakai pakaian serba ungu. Tidak ada drama menangis dan merengek. Kau bahagia dengan hari pertama sekolah. Sangat bersemangat main jungkat-jungkit. Hanya ditemani ibu sebentar saat teman yang lain masih merengek untuk ditemani. Hay, teman main ibuk...waktu itu aku merasa berat melepasmu sekolah. Karena selama 4  tahun kau adalah duniaku. Kutinggalkan beberapa hal yang bisa saja meraihnya untuk bertanggungjawab ada permintaan panjang pada Tuhanku. Ya, permintaan untuk mendapatkan amanah seorang malaikat kecil. 

Nak, taukah kau apa doa yang ibu panjatkan? Semoga ibu diberikan kepantasan untuk memilikimu. Mengantarkanmu mencintai-Nya dan mengikuti seluruh ajaran Rasul-Nya. Membersamaimu dalam kebaikan, belajar dan mengajarkan Al Qur'an. Aku hanya wanita biasa yang meminta kepantasan untuk membersamaimu, Sang pengikut Rasulullah yang menginspirasi alam semesta. 

Rasanya baru kemarin, kau terbata belajar membaca Al Qur'an. Harus berbesar hati saat teman-teman mendapt kitab qiroati jilid 1 dan kamu masih dengan kartu. Menghafal Al Fatihah yang terbolak-balik hingga kemarin kamu maju di atas panggung bersama teman-temanmu menghafal As Syams dengan lantang. Aku tentu tak pantas membandingkanmu dengan anak lain yang capaiannya lebih daripada dirimu. Aku tau bagaimana usahamu untuk sampai pada titik ini. Tetiba kau lulus TK dengan jilid 3 Qiroati di halaman 54 (dari 60 halaman). Bisa menghafalkan surat-surat pendek yang pada usia yang sama ibu dan bapak belum bisa melakukannya. Aku adalah saksi dari semua kerja kerasmu. Maafkan ibu ya, yang belum menemanimu dengan baik. Belum memenuhi amanah dari Allah yang dengan penuh kesadaran aku memintanya. 

Terimakasih ustadzah Uki yang penuh kesabaran membersamainya. Ustadzah sudah menjadi antitesis ibu yang galak bagi Tabina wkwk. Terimakasih telah mengajarkannya dengan cara yang baik, sehingga dia bisa mengikuti semuanya. Kalau bukan ustadzah yang sabar, telaten, dan menenyangkan pastilah dia tidak akan sampai pada level ini. Sangat meyakini ada doa panjang dari ustadzah untuk anak-anak. Jika ustadzah bertanya apa yang membuat Tabina sholat lebih dari tiga kali, jawabannya adalah "kata ustadzah". Enak banget ibuknya tinggal bilang, "Hayo, apa kata ustadzah". Kemarin harusnya jawabannya itu ust, hihi. Sekali lagi terimakasih ustadzah sudah menjadi partner bagi kami untuk mendidik Tabina. Semoga ustadzah masih berkenan untuk menyimpan nama Tabina dalam doa-doa ustadzah.

Hey, ternyata sekarang sudah sampai ujungnya! Masa TK mu benar-benar berakhir. Dan ibumu ini, djavu...mengulang perasaan yang sama saat kamu akan masuk TK. Mampukah aku mendapingimu, sampai kau benar-benar menjadikan Allah sebagai tujuan, rasul sebagai teladan, Al Qur'an sebagai pedoman, jihad sebagai jalan, dan mati di jalan Allah adalah mimpi tertingggi? Mampukah kami, mendampingimu menjadi sosok nama yang tersemat? Mampukah kami mendampingimu untuk menjadi tentara Allah yang gigih dalam kebaikan? Akankah besok kau bertemu dengan Ustadzah yang tepat seperti saat TK dan mampu menemanimu bertumbuh? Luruskah niat ibuk memasukkanmu ke kelas tahfidz? 

Rabb..., jadikanlah aku ibu dengan doa yang hebat. Bimbinglah kami agar mampu mengantarkannya menjadi hamba yang totalitas menyerahkan diri kepadaMu. Hingga suatu hari aku mampu berkata, "Rabb ku wakafkan dia di jalan-Mu". Tentu saja yang akan diwakafkan harus dipastikan kualitas. Nah kan..berat deh. Tapi semoga bisa ya Allah. 

Bismillah ya Allah, Tabina masuk kelas tahfidz agar dia mampu menjadikan Al Qur'an sebagai pedoman. Agar dia memiliki kecintaan sehingga menginteraksikan Al Qur'an dengan akal dan ruhaninya. Menjadikan Al Qur'an sebagai sumber inspirasinya. Menjadi bekal baginya dalam menghadapi tantangan dakwah yang akan dihadapi.

Ya Allah semoga di usia minimal 9 tahun dia sudah dewasa. Mampu mengambil keputusan dengan mempertimbangkan mana yang lebih Engkau cintai dan mana yang Engkau benci, mampu membedakan yang haq dan bathil. 

Rabb...permudahkanlah jika itu adalah kebaikan dan persulitlah jika itu keburukan. Jadikan dia dan keturunannya selalu mencintai kebenaran dan kebaikan, mampukan dia dan keturunannya menjadi sosok yang baik dan membaikkan, sholih dan mensholihkan. Mampukanlah dia dan keturunannya menebar manfaat bagi umat. 


Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.