Belajar Dari Sumbing-Sindoro

Sewaktu duduk di bangku Sekolah Dasar hampir seluruh siswa jika diminta unik menggambar pemandangan pasti akan menggambar dua gunung yang bersebelahan jalan di tengah dan sampingnya ada sawah. Penasaran banget, siapa sih yang mengawali membuat gambar tersebut? Curiga ku sih dia itu orang Temanggung.

Aku yang asli Temanggung baru sadar kalau gambar ala anak SD itu ada di Temanggung. Dua gunung dalam gambar itu adalah gunung Sumbing dan Sindoro. Kata temenku kita bisa melihat penampakan aslinya di daerah Bulu.

Sekilas aku berfikir, sepertinya setiap putra dan putri Temanggung dilahirkan untuk seperti dua gunung tersebut. Terlahir untuk menjadi inspirasi seluruh anak negeri. Sederhana dalam selera tinggi dalam karya (ngutip kata bu Dyah Zuber). Sumbing Sindoro seolah memberi titah kepada kita agar menjadi inspirator kebaikan. Orang tidak perlu mengetahui siapa kita sebenarnya, tetapi karya kita bisa dinikmati dan dimanfaatkan untuk lainnya. Seperti pepatah Arab yang  mengatakan, jadilah kitab tanpa judul. Sumbing Sindoro ingin mengajarkan sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk yang lainnya.

Barangkali, banyak rakyat Indonesia yang tidak mengetahui dimanakah letak Temanggung. Tetapi mereka sudah mampu menggambarkan keindahannya panorama Temanggung. Terimakasih Sumbing-Sindoro. Terimakasih seseorang yang menciptakan gambar pemandangan khas untuk kami.



instania
Read More

Hanya Ada di Temanggung

Setiap daerah di Indonesia pasti mempunyai makanan khas. Jika  menyebut salah satu jenis makanan maka itu cukup mampu membuat kita membayangkan sebuah tempat. Misal, empek-empek, peyem, dawet ayu, dodol, bakpia, gudheg, asinan, kerak telor. Dari beberapa jenis makanan tadi sudah bisa membayangkan daerah yang berbeda bukan?

Nah, Temanggung juga punya loh makanan yang mempunyai level seperti makanan khas di atas. Lebih dari satu malah.

1. Bakso Uleg
Dulu sebelum mencoba makanan ini gue ngebayangin ada beberapa gelinding bakso yang di uleg menggunakan ulekan dari batu itu. Ternyata oh ternyata, bakso  uleg itu semangkok bakso tanpa mi, dengan cabai rawit yang langsung di uleg di mangkoknya. Kita bisa pesan level pedasnya sesuai dengan lidah kita. Kalau pengen level tak pedas juga bisa sih, tapi sensasinya bakalan beda. Kuahnya khas, campuran mericanya kerasa buanget. Pas kalau dimakan di tempat dingin seperti Temanggung. Panasnya merica dan pedasnya cabai gabung jadi satu. Oia, kita juga bisa minta tambahan ketupat kalau tidak kenyang hanya dengan bakso saja.

2. Urap Kenci
Kita bisa mendapatkan makanan ini di sekitar Pikatan Water Park. Kencing merupakan sayuran yang hidup seperti halnya kangkung. Gambarnya nanti di susulin deh. Seperti urapan lain, dia akan dibumbui dengan urap yang terbuat dari kelapa diparut berpadu dengan cabai, bawang, gula, dan kencur.

3. Nasi Goreng Mbako
Ini varietas makanan baru di Temanggung. Saya baru menemukan makanan ini di Kafe Temanggungan. Awalnya ragu memakan makanan ini, khawatir kalau-kalau ada nikotinnya. Ternyata, nasi goreng mbako ini seperti halnya nasi goreng biasa, tetapi di atasnya diberi toping yang mirip rajangan tembakau.

Sebenarnya masih ada lagi sih makanan unik di Temanggung. Misalnya bajingan, entho cothot, empis-empis tapi nanti aja ya bahasnya. Mau siap-siap cap cus neh.



instania
Read More

Parakan: Satu Kecamatan Beraneka Pasar

Parakan adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Temanggung. Kecamatan ini biasanya lebih terkenal daripada Temanggung, jadi jangan heran kalau ada yang bertanya "Temanggung sebelah mananya Parakan?" Kayak kita ditanya turis, Indonesia sebelah namanya Bali?

Kecamatan ini mempunyai lebih dari satu pasar. Padahal, kecamatan di Kabupaten Temanggung pada umumnya hanya mempunyai satu atau dua pasar, pasar biasa dan pasar hewan. Berikut nama-nama pasar di Parakan.

1. Pasar Entho
Pasar ini terletak di dekat kali Galeh. Kalau datang dari arah Temanggung ini merupakan pasar pembuka he.... Di pasar ini dijual berbagai macam makanan. Makanan yang dijual berbahan dasar ketela dengan ditambah gula atau campuran lainnya yang kemudian disebut dengan entho.

2. Sarkem (Pasar Kembang)
Pasar ini terletak di mana ya? Haduh aku lupa. Tapi ada yang namanya sarkem kok.

3. Pasar Kayu
Pasar Kayu merupakan pusat penjualan kayu. Tapi kalau aku dulu sering lewat banyak juga burung yang dijual di sana. Nah, kalau letaknya dimana, itu saya juga lupa.

4. Pasar Legi
Pasar Legi ini merupakan pasar tradisional. Di tempat ini ada sebuah peninggalan sejarah yaitu pada gerbang pasar Legi. Kemarin iseng-iseng melihat data peninggalan sejarah di Temanggung, disitu dijelaskan bahwa gerbang pasar Legi merupakan salah satu pusaka.

5. Pasar Darurat
Pasar darurat ini dibangun karena pasar Legi sedang di renovasi. So, sudah ketebak kan bakal berapa lama pasar ini berdiri?

Yups, itu tadi informasi tidak lengkap tentang pasar di Parakan. Kalau ingin tahu info lengkapnya datang aja ke Parakan terus tanya deh sama orang di Parakan. Sungguh tulisan ini tidak informatif wkwkwk....



instania
Read More

BAAL VEER: UJIAN, PENGUKUR BANYAKNYA PENGETAHUAN


Ini adalah tulisan yang terinspirasi dari sebuah film seri asal India, Baal Veer. Sebenarnya tidak begitu suka dengan alur cerita dalam film ini. Ada beberapa hal dalam film ini yang dapat mempengaruhi cara berfikir anak kecil. Cerita peri-perian gitu…. Untungnya saya bukan anak kecil #eh jadi ga terpengaruh, Cuma kebawa aja (sama ajah yah). Melihat film ini lebih saya pilih, daripada nonton gosip artis atau berita. Entahlah akhir-akhir ini tidak suka saja dengan pemberitaan di media.

Sambil meneruskan aktivitas mingguan sebagai Inem, ada sebuah cerita menarik di episode kali ini (ga tau ini episode berapa). Setting tempat pembuka episode ini adalah ruang tamu rumah Meher dan Manaf. Di sana Meher dan Manaf sedang belajar untuk mempersiapkan ujian akhir. Kemudian datanglah ibunya membawa susu kunyit (penasaran rasanya, ada yang mau membuatkan?). Dengan semangat Meher dan Manaf meminumnya. Sesaat kemudian ayah Meher dan Manaf datang dengan membawa oleh-oleh berupa kotak pensil.
Ayah mereka berkata, “Kalian mau ujian akhir kan? Pasti membutuhkan kotak pensil ini”.
 Ibu mereka kemudian menyahut dengan semangat, “Pada ujian kali ini kalian pasti akan mendapatkan nilai terbaik, 95.”
“Kau salah…,” jawab ayah
“Pada ujian kemarin mereka mendapatkan nilai 90 dan menjadi yang terbaik kalau sekarang naik jadi 95 pasti meraka akan menjadi yang terbaik lagi,” sahut ibu
“Kau salah, Istriku….” Kata ayah dengan lembut.
“Kalau begitu nilai mereka pada ujian ini adalah 97.”
“Kau juga masih salah..”
“Lalu berapa seharusnya nilai mereka agar mendapatkan yang terbaik?” Tanya sang istri dengan penuh kebingungan dan penasaran.
“Kau salah dengan membebani mereka untuk menjadi yang terbaik. Mereka belajar bukan untuk mendapatkan nilai terbaik, tetapi untuk menambah pengetahuan. Jika kita meminta mereka mendapatkan nilai terbaik maka, mereka bisa saja melakukan perbuatan tidak terpuji untuk mendapatkannya. Ujian akhir itu dimaksudkan agar guru dapat mengevaluasi hasil belajar mereka. Dengan hasil tersbut guru akan mengetahui dimanakah letak kekurangan dari setiap muridnya. Lalu guru tersebut akan membantu siswa mengatasi kekurangan tersebut. Jadi jangan bebani mereka untuk mendapakan nilai terbaik.”

Awalnya saya ingin memindah saluran dan menonton iklan, tetapi setelah mendengar dialog ini tidak jadi pindah saluran. Sambil menghaluskan pakaian dengan mesin pemanas, saya berfikir mungkin ini salah satu  penyebab maraknya kecurangan di kalangan pelajar. Pembebanan dari guru, orang tua, atau lingkungan sekitar tentang hasil dari sebuah ujian.

Proses belajar hendaknya dipahami sebagai upaya menambah pengetahuan bukan untuk menjadi yang terbaik dari temannya. Seringkali ujian digunakan sebagai parameter untuk menentukan kasta kecerdasan. Hanya membayangkan pelajar kita berlomba-lomba untuk menjadi orang yang lebih berpengetahuan dibandingkan dengan teman lainnya.

Ya… ujian pada hakikatnya merupakan akumulasi akhir dari pemahaman yang dimiliki. Em… PR juga untuk para guru untuk membuat alat evaluasi yang tepat agar alat tersebut menggambarkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Misalnya mereka mendapatkan nilai 80 itu artinya pengetahuan yang mereka miliki adalah 80% dari jumlah total pengetahuan yang seharusnya mereka kuasai.

Nilai ujian tidak selamanya menggambarkan seberapa banyak pengetahuan yang dipunyai. Semua bergantung pada proses seseorang mendapat nilai tersebut. So…bersemangatlah belajar, tetap jujur mengerjakan ujian. Indonesia membutuhkan generasi dengan banyak pengetahuan, bukan sekedar angka di atas selembar kertas ujian.


Read More

Budaya Lereng Gunung: Ruwat Rigen

Negeri tembakau tersapa dingin lereng Sindoro-Sumbing. Masyarakat bersiap, bergegas menuju tempat berkumpulnya segala rapalan doa tentang hasil panen tahun ini. Lapangan sudah manis berhias umbul-umul menjulang. Rigen dalam ukuran jumbo mulai menatap langit. Berjajar rapi mewakili 13 desa dari Kecamatan Kledung. Siap diarak ke tempat indah penuh eksotisme, Rest Area Kledung. Tetabuhan mulai terdengar sebagai penanda kehadiran berbagai macam kelompok kesenian.

Wangi makanan khas Temanggungan sudah mulai menggoda lambung untuk melakukan gerak peristaltic lebih dari biasanya. Selain 13 rigen raksasa, tersaji pula 13 tumpeng dari 13 desa. Mereka semua berkumpul memiliki satu tujuan, mengajukan permohonan kepada Tuhan agar panen tembakau tahun ini baik dan mempunyai daya jual. Doa akan dipimpin oleh pemuka agama yang mereka percaya. Begitulah tradisi dari warga diantara dua gunung itu setiap tahunnya. Mereka menyebut ritual mereka dengan ruwat rigen. Rigen merupakan sebutan dari tempat yang digunakan untuk menjemur rajangan tembakau.


Tradisi tahunan di Kabupaten Temanggung ini dibalut dalam satu kegiatan yang bernama Festival Kledung. Selain melakukan ruwat rigen ada juga pentas kesenian dan lomba kuliner dari 20 kecamatan di Temanggung. Pelaksanaan ruwat rigen pada tanggal 31 Mei, bertepatan dengan hari anti Tembakau Internasional. Bagi masyarakat  Temanggung, tembakau merupakan berkah dari Tuhan.  Hari anti Tembakau Internasional memberikan cidera kepada petani di sana. Begitu lekatnya antara tembakau dan Temanggung. 
Read More

Dunia Anna, Filsafat Alam Semesta

Judul                     : Dunia Anna (Sebuah Novel Filsafat Semesta)
Penulis                  : Jostein Gaarder
Penerbit                : Mizan
Tahun                   : 2015
Tebal Halaman     : 244

Jostein Gararder merupakan seorang penulis best seller Dunia Sophie. Novel yang ditulis olehnya selalu mengandung unsur filsafat. Beberapa orang menyebutkan, bahwa novel Dunia Anna ini memiliki bahasa yang lebih ringan jika dibandingkan dengan Dunia Sophie (butuh konsentrasi tingkat dewa untuk membaca Dunia Sophie).

Seperti halnya Sophie, Gaarder juga mengambil remaja putri sebagai tokoh utama dalam novel ini. menceritakan tentang seorang anak perempuan berusia 16 tahun yang bernama Anna Nyrud. Dia adalah seorang anak yang mempunyai daya imajinasi tinggi dan mampu membayangkan dirinya dalam situasi yang belum pernah dia alami.

 Orang tuanya cukup khawatir dengan keadaan tersebut akhinrya membawa Anna untuk menemui seorang psikiater yang bernama Benjamin. Saat ditanya oleh Benyamin tentang hal yang dia khawatirkan apa, Anna menjawab bahwa dia sangat mengkhawatirkan tentang pemanasan global.

Novel ini terdiri dari 38 bab, 21 bab  menceritakan tentang kisah kehidupan Anna dan sisanya menceritakan tentang Nova. Anna hidup pada tahun 2012. Nova merupakan cicit buyut Anna yang hidup pada tahun 2028, dia sering muncul dalam mimpi Anna. Ya, Anna bermimpi jika di masa depan dia akan mempunyai seorang cicit bernama Nova. Dalam mimpi Anna, dia menuliskan surat untuk Nova yang di unggah dalam blognya tertanggal 11 Desember 2012, satu hari sebelum Anna ulang tahun. Pembukaan dalam surat tersebut:
“Nova sayang,aku tak tahu bagaimana rupa dunia saat kau membaca surat ini…”

Gaardner menggambarkan bahwa pada tahun 2028 beberapa fora dan fauna telah lenyap. Tenggelamnya beberapa wilayah yang ada disekitar Samudra Hindia dan Pasifik karena es di kutub utara dan selatan telah mencair.  Pada tahun itu, Nova sudah menggunakan aplikasi yang dapat melihat kondisi di seluruh penjuru bumi. Sehingga, setiap hari dia bisa mengamati  yng terjdi di bumi belahan lain. Sebuah penggambaran tentang bumi di masa depan dengan berbagai macam kerusakannya. Dia mempunyai sebuah aplikasi yang bernama Lost Species, aplikasi ini akan memberikan notifikasi pemberitahuan jika ada sebuah spesies yang punah.

Solah ingin membuat tersadar tentang bahaya eksploitasi minyak bumi yang ada di kawasan Arab, penulis juga menggambarkan tentang sekelompok orang arab yang berjalan menggunakan onta. Hal ini terjadi karena minimnya persediaan minyak pada tahun 2028. Secara isi,novel ini mengajak kita untuk lebih mencintai alam semesta. Menjaganya, dan perlu di ingat bahwa alam ini merupakan titipan dari generasi setelah kita.

Tempat ini mengambil setting di Norwegia. Dengan gaya berceritanya kita di ajak untuk membayangkan pemandangan alam yang ada di Norwegia. Ada beberapa budaya yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Pada halaman 46 diceritakan jika Jonnas (pacar Anna) menginap di rumah Anna dan tidur dalam satu ruangan yang disebut dengan kamar bantal.

Secara garis besar, Gaardner hanya menceritakan kehidupan Anna selama dua hari, tetapi kehidupan Nova (yang dalam mimpi Anna) selama berhari-hari. Plot alur ceritanya cukup menarik dan mudah dipahami. Gaardner membedakan cetakan judul saat menceritakan tentang Anna dan Nova. Saat menceritakan Anna judul babnya akan dicetak miring, kalau Nova lurus (he…). So… perlu dicermati judulnya.


Saat di awal munculnya tokoh Nova, pembaca akan sedikit dibuat bingung dengan kemunculan tokoh Olla (halman 42). Setelah di beberapa halaman selanjutnya akan djelaskan bahwa Olla merupakan nama lain dari Anna Nyrud. Agar tidak membuat bingung disarankan untuk menggunakan satu nama saja. Sehingga pembaca tidak berfikir ada tokoh tambahan dalam cerita tersebut.
Read More

Jika Ini karena-Mu, kami akan berkumpul di Janah-Mu

Iseng-iseng liat file, nemu film pas jelong-jelong ke Candi Gedong 9. Bersama Mbak Ratmi, Hesti, Rina, Ardha, dan Gri. Rapat pembahasan jalan-jalan sudah dilakukan sangat lama dengan bahasan yang alot. Sempat kepikiran untuk menginap di hotel di daerah Bandungan. Jalan muter-muter dari satu rumah ke rumah lain. Ahhhh kebanyakan ide, akhirnya diputuskan secara sporadis oleh PJ nya. Eh, iy ga sih he....

Ini poto jalan-jalan kita:

1. Lagi Stand by di depan kos Konservasi. Kosnya akyuh :).
   
Nunggu diajeng Grek
2. Suasana di dalam Kos, masih ada laptop merah unik dan antik yang menghilang huhu
Eh...ada si Rina maap ye ukhsol
3. Jajaran sepeda motor yang akan mengantarkan kita ke depan pintu gerbang kemerdekaan #eh
Tuh kan, keliatan bingit konservasinya...
4. Ye... jalan-jalan
Hesti, penampakan dari belakang hihi
seneng banget dia kepoto hihi
5. Pemandangan di sekitar perjalanan



6. Sampai di TKP...

Mejeng dulu ama penjaga karcis, kali-kali aja bisa gratis

Poto sama saudariku yang sholihah. Kita berdua beda tapi satu rasa #uhuk
7. Best Moment

Potonya bagus ya...yang moto mesti keren banget inihhh ckckckck
8. Saat Kita bersama....

saat moto orang bagus, giliran di poto sendirian ngeblur itu memang menyakitkan ya...

Rina edisi miring

Iya hes...iya,,,


Kita lengkap dan gelap huhuhu
Berasa di luar ngeri yess

ada aku lagiii
Ada chibi..

Blur-blur gimana gitu

9. Ada yang lagi nulis surat ceritanya, makanya jadi anak yang rajin ya Dek Gri (puih...puih..puih)
fokus ke yang make jilbab Pink ya,, dia yang nakal ssstttt jangan ganggu Ardha
Tertanggal 25 Februari 2012...
Jika hari ini kita terpisahkan ruang, suatu hari nanti kita akan dipertemukan dalam ruangan yang sama. Tempat yang bermahkotakan cahaya. 

Jika hari ini kita tak mampu bertatap muka, untuk sekedar saling berlomba mengahafal kita pasti akan dipertemukan.

Bunga semerbak dalam ruangan, kesturi dalam hamburan. Selalu mencintai kalian karena-Nya.

Merindukan masa, saling berkeras kepala dengan pendapat dan argumen, berbagi air mata, mencari posisi aman dan sebagainya.
Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.