TABINA EVREN KARISSA: 5 Hari Setelah Kelahiranmu


Lima hari setelah kau lahir ke dunia dengan keluar lewat jendela, hari Kamis tepatnya kau harus menginap lagi di RS PKU Muhammadiyah Temanggung. Sebenarnya perasaan ibu sudah tidak enak saat akan membawamu kontrol, sebagaimana jadwal yang ada. Beberapa orang di rumah sering bilang kalau kamu agak kuning. Berbagai upaya telah dilakukan, dengan menjemur, membangunkanmu agar mau nenen. Tetapi ternyata Allah berkehendak lain.

Waktu itu, pagi-pagi pukul 10an, kamu, ibu, bapak, dan mbah Minah pergi dari rumah menuju PKU. Pakaian yang dibawa pun alakadarnya. Popok cuma bawa tiga, baju satu, tisu basah satu.. ya, cuma itu. Kondisi ibu yang masih payah pasca SC membuat kamu digendong oleh mbah Minah. Waktu itu, Bapak mengurus segala administrasi sebelum kontrol ke dokter. Kita mengantri di depan Poli Anak. Menunggu giliran bertemu engan dr. Masturi, S.PA. Hingga giliran kta tiba, bapak belum selesai dengan urusannya. Kita masuk bertiga, kamu, ibu, dan Mbah Minah. Diruangan poli kau diperiksa, pak dokter berkata, "Kok rada kuning ya, bu? Kalau di ambil darahnya bagaimana? Untuk mengetahui kadar bilirubin".

Iya sih, setelah kamu pulang dari rumah sakit kamu banyak tidur. Bahkan cenderung terlalu banyak. Ketika akan dibangunkan, orang-orang rumah bilang kasihan, mungkin kamu kecapean atau merasa nyaman di rumah jadi tidak mau bangun. Tidurmu sangat nyenyak. Malam itu, benar-benar tak terdengar tangismu, tak terbangun sama sekali. Cuma sekali ibu mendengar kau mengecap mulut, tapi ibu tidak bisa terbangun sendirian. Kita terpisah tempat tidur waktu itu. Dengan pertimbangan, ibu masih sulit untuk bangun dari tempat tidur. Sebenarnya kuning pada bayi bisa dihilangkan dengan menjemur bayi dan memperbanyak minum asi. Pernah sekali kamu dijemur, tapiii saat kamu dijemur kamu berpakaian lengkap dengan bedong yang amat kuat. Padahal seharusya cukup menggunakan popok saja. Ah... lagi-lagi orang rumah berkata, "Kasihan kalau cuma menggunakan popok nanti kedinginan". Waktu itu yang sering melakukan aktivitas menjemurmu adalah Bulik Ratna.

Sebagai ibu yang mantan anak IPA, tidakan medis itupun langsung ibu terima. Tapi muka Mbah Minah penuh kekhawatiran dan berkata untuk menunggu bapak sebelum mengatakan setuju atas saran dokter. Ah... tapi ibu yakin dengan langkah menyetujui untuk kamu di ambil darahnya. Setelah Bapak selesai dengan urusannya, datang ke ruangan kontrool dan ibu berkata padanya, "Debay mau di ambil darahnya, soalnya kata dokter dia agak kuning, mau dicek kadar bilirubinnya".

Kayaknya sih, muka kaget hihihi Bapak pun mengamini perkataan ibu tadi. Lalu kita bertiga menuju ruang Lab untuk mengantri diambil darahnya. Disana, kau tak boleh ditunggui katanya, biasanya orang tua tidak tega melihat bayinya diambil darahnya. Terdengar tangismu saat jarum suntik mengambil sampel darah. Satu jam lamanya kami menunggu hasil lab. Dan hasilnya... semua high..... Bilirubin yang harusnya 5 eh punyamu 13. Itulah penyebab kamu suka bobok dan sulit dibangunkan. Bukan karena nyaman atau capek, tapi karena bilirubin mu tinggi.

Sampai ruang dokter yang tadi, Bapak sudah sedikit ngeblank. Dalam situasi ini tentunya ibu harus lebih logis dan tenang. Agar diambil tindakan yang tepat. Kata dokter kamu harus disinar selama 36 jam, tapi itu masih bersifat tawaran. Keputusan tetap di tanga Bapak dan Ibumu. Lalu ibu bertanya, apa efek kalau kamu disinar dan tidak disinar.

Kalau disinar kemungkinan akan alergi dan keluar bintik merah di kulit, tapi ada salep yang bisa menyembhkan. Kalau tidak, 2 minggu kedepan kamu bisa panas kemudian kejang dna itu akan berampak pada perkembangan otakmu. Pengganti sinar adalah dijemur dibawah sinar matahari, tapiii waktu itu lagi musim hujan. Mendung setiap pagi. Oke, mendengar penjelasan dokter sudah tau kan? Keputusan Bapak dan Ibu? Kami bersepakat untuk kamu dirawat kembali dan disinar semalam 36 Jam.

Kami harus memilih ruangan untuk rawat inap. Jika di kelas 1, yang boleh masuk hanya ibunya saja. Ada satu ruangan khusus tempat Bayi prematur atau yang senasib denganmu. Dan di ruangan itu ga ada fasilitas untuk tidur ibu. Disediakan tempat tidur tapi posisinya dilantai dan kamar mandi yang jadi satu dengan kamar mandi pasien di kelas 3. Kau tau rasanya? tralala trilili.. ibu hasi SC, belum berani untuk jongkok... dan ini harus tidur dibawah? Ahhhh mana tega Bapakmu hahaha. Akhirnya di upayakan untuk pindah kelas, kita harus ngungsi ke VIP atau VVIP. Alhamdulillah selepas maghrib kita bisa pindah ke ruang VIP.

Dapat kasur dan fasilitas yang cukup bersahabat dengan kondisi ibu. Taukah kau? Selama 36 jam kau disinar, Bapak dan ibu belajar sangat banyak. Bagaimana cara menjadi orang tua dan saling bekerja sama dalam menjagamu. Kami berdua memang orang tua yang amat teramat amatir, mengganti popok saja perawat harus bolak-balik kamar untuk melakukannya. Kami belum terbiasa menimangmu. Apalagi aku, menggendongmu pun belum berani, ya... ibu masih merasa belum mampu melakukan itu. Tetapi di ruang itu, ibu dipaksa untuk melakukan aktivitas yang seharusnya seorang ibu lakukan.

Melihat tingkahmu dibawah sinar biru, kami baru menyadari ternyata tanda kamu haus tidaklah menangis. Hanya memainkan bibir saja. Ternyata dibalik bedong yang agak menyiksa itu kau simpan tingkah energik. Di saat bayi-bayi lain terdiam di bawah sinar kau bisa melepaskan penutup mata sampai 4 kali, membuang gelang pengenal, menendang kaca box. Owh... ternyata seperti itu tingkahmu. Di selal lelah kami memandang lelapmu, setiap dua jam bergantian memberikan asi melalui dot padamu. Bahkan lebih sering kami paksa kamu untuk meminum asi itu.

Alhamdulillah, bilirubinmu sudah mulai stabil dan kau diperkenankan untuk kembali ke rumah. Dengan jiwa keibuan dan kebapakan kami yang baru. Tidurmu tak lagi terpisah dengan kami. Kita mulai tidur bertiga. Pada awalnya mbah uti menemanimu tidur terpisah dengan ibu. Ya... hubungan yang terjadi pada manusia pertama kali adalah dengan ibunya. Sudah seharusnya di saat kau akan tidur dan terbangun selalu ada ibu disampingmu. Terimakasih Tabina, sudah bersabar menjadi anak ibuk semenjak kelahiranmu. Terimakasi, kau memberikan bapak dan ibu kesempatan untuk memahamimu.
Read More

Menemukan Kalian Aku Yakin Indonesia Masih Bermasa Depan


Saat semua mata lelah membaca berita tentang ulah generasi Z yang lebih banyak menghabiskan waktu bersama gadget dan teman di dunia maya, tetapi aku menemukan hal yang berbeda dari kalian. Mentari Semasa itu awal nama yang terlintas untuk disematkan kepada kalian. Matahari pagi yang memberikan kehangatan memecah dinginnya malam. Menyibak kegelapan mengantarkan kepada cahaya. Mungkin hanya semasa dan itupun singkat tapi keberadaan kalian akan memberikan harapan. Sebuah harapan bahwa hari ini akan berlanjut dan masa tidaklah berhenti. Mungkin begitu kira-kira filisofi Mentari Semasa, nama pertama untuk kalian (padahal baru aja kepikiran hihihi).

Tapi benar saja, nama pertama itu telah diaminkan oleh Tuhan. Kalian, dari ruang lingkup yang sangat kecil telah membuat kejutan. Jika awalnya kalian menolak, meronta untuk mengajak satu teman melakukan satu kebaikan tapi sekarang bukan hanya satu... tapi ribuan. Rasa kemanusiaan melihat penderitaan saudara di seberang lautan telah melahirkan sebuah gerakan yang murni dari Generasi Z. Inilah yang sebenarnya sedang dinantikan, ada segerombolan pelajar yang mampu menyalurkan energi berlebinhya untuk kebaikan. Kami para orang dewasa akhirnya tersadar, kalian tidak hanya mampu membuat gaduh namun juga mampu membuat sesuatu di luar ekspetasi orang kebanyakan. Barangkali masih ada tatapan sinis sebelah mata, ah... itu hanya tatapan tak berguna untuk dipikirkan.

Mengetuk kerelawanan pelajar dan dilakukan oleh pelajar itulah catatan sejarah yang akan kalian torehkan. Yakinlah, kalianlah pioner itu, kalianlah inspirator itu... hingga kelak seluruh penjuru negeri akan mengikuti jejak langkah kalian. Ketulusan kalian, kepolosan kalian, keikhlasan kalian hanya mampu diganjar ketika telah berada di hadapan pengadilan Tuhan. Rasa lelah pastilah mendera, itu wajar karena manisnya perjuangan hanya akan dirasa saat kalian berada di surga tertingginya. Jadi inget, kenapa perjuangan itu pahit? Karena surga itu begitu manis.

Liquid, nama kedua untuk kalian paska nomer cantikku hangus termakan masa tenggang. Meski kepanjangannya agak dipaksakan biudh tapi itulah doa yang terpanjatkan. Dalam benakku liquid adalah sebuah zat padat. Di dalamnya terdapat makna keteguhan. Sebuah harapan, kalian teguh menjalankan semua perintah dan menjauhi semua laranganNya. Kalian teguh dengan prinsip kebenaran di tengah beringasnya jaman. Kalianlah permata yang akan tetap menjadi permata meski di berada diantara batu hitam. Kalianlah benda yang tetap berharga meski comberan menjadi tempat kalian berada.

Terakhir adalah nama yang kalian pilih sendiri, semut. Sejenak mari kita belajar dari semut.

1. Soliditas Semut

Binatang kecil ini seringkali mengajarkan manusia tentang makna ukhuwah dan soliditas. Bayangkan, semut kecil dapat menganggkat roti yang sangat besar. Mereka saling menanggung beban untuk mengangkat sebuah makanan. Ada pembagian tugas dalam setiap koloni semut. Menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik. Apakah kalian tidak ingin sesolid ukhuwah semut?

2. Kemampuan semut baradaptasi

Semut sudah ada sejak 6 juta tahun yang lalu. Dan sampai dengan saat ini tidak pernah kita temukan adanya kepunahan semut. Mengapa? Karena kemampuan semut beradaptasi dengan lingkungannya. Kemampuan kalian untuk beradaptasi dengan sebuah lingkungan yang baru akan membuat keberadaan kalian tak akan punah. Hanya ada pinta kepada Sang Pencipta, agar istiqamah dan hidayah tak terlepas dari kalian. Hingga kelak kita terpisah ruang semangat untuk menjadi baik dan menebar benih kebaikan tetap terjaga dalam diri kalian.

3. Kecerdasan Semut

Jangan meremehkan semut, mereka salah satu makhluk yang cerdas di bidang matematika #uhuk. Kelak, ketika kuliah dan mengambil jurusan matematika, fisika, atau kimia kalian akan berkenalan dengan prinsip fermat. Dalam prinsip tersebut dijelaskan bahwa jika sebuah gelombang merambat dari satu titik ke titik yang lain, maka gelombang tersebut akan memilih jejak yang tercepat. Daaan semut memahami ini. Ketika sebuah koloni semut menemukan sebuah tempat penuh dengan sumber makanan, maka koloni tersebut akan memikirkan sebuah cara agar bisa menjangkau tempat tersebut dengan cepat. Semut juga memilih jalan yang memiliki permukaan lembut untuk dilewati. Namun jika jalan itu terlalu jauh, maka jalan yang keras pun dijadikan pintasan bagi mereka. Selain itu kecerdasan dalam mengumpulkan makanan dan membangun kota semut juga dapat menjadi inspirasi untuk kita semua #yang ini dicari sendiri yaaa hihihi.

Dalam menebar kebaikan kita juga membutuhkan kecerdasan, baik kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Gabungan dari ketiga kecerdasan tersebut akan membuat kinerja proyek kebaikan kita menjadi lebih efektif dan efisien. Saat ada masalah datang menyikapi dengan kepala dingin dan hati yang tenang,,, plus teteeep seluruh jiwa kita terhubung ke langit memohon perlindungan dan pertolongan.

Kaum semut nan imut, terimakasih kalian dan energi berlebihnya. Kami sangat yakin, negeri ini masih bermasa depan. Semoga Allah meringankan langkah kaki kalian dan 100 mimpi yang telah dibuat akan menjadi kenyataan satu per satu sesuai dengan kehendak Tuhan. Bukankah takdir itu mempertemukan kehendak kita dengan kehendak Tuhan?

Selamat menikmati jamuan perjuangan, para penggerak kerelawanan...
Read More

Untukmu Kepada Anakku,

">

Aku tdak tahu kapan kau akan membaca tulisan ini. Hanya berharap, saat kau besar nanti blog ini masih bisa di akses sehinga pesan dan harapan ibu padamu dapat tersampaikan. Kali-kali di masa yang akan datang ibu lupa apa sebenarnya harapan ibu kepadamu. ">

Kehadiranmu adalah pembuka simpul bahagia dari dua keluarga. Kau akan terlahir di dunia sebagai anak pertama, cucu pertama, dan cicit pertama. Pokoknya semua serba pertama. Menyandang predikat pertama tentunya bukan sebuah hal ringan dan mudah. Kelak di kemudian hari, beberapa orang akan menjadikanmu tolok ukur atas segala sesuatu. Kesuksesanmu atau kegagalanmu. ">

Melihat hal itu, aku sebagai ibumu pastilah berharap kau mampu menjadi seorang pemimping di antara saudara-saudaramu. Senantiasa dekat dengan kebenaran dan mampu melihat dengan jeli untuk menimbang keadilan. Kebijaksanaan dan kearifan dalam memandang setiap masalah, sehingga orang disekitarmu terkhusus adik-adikmu merasa nyaman untuk meminta pendapat serta merasa tenang dengan putusanmu. ">

Nak, hari ini usiamu di sekitaran 28 minggu dalam kandungan, konon belum pada posisi yang seharusnya. Taukah kau? Saat tahu ini ibu langsung berfikir dan berkata kepada bapakmu yang sudah mulai lelap, "Seandainya diminta memilih di antara dua, tolong pilih anak kita ya?". Emosional sesaat sebagai dampak shock bercampur dengan berbagai bumbu menjadi satu. Tetapi, ibu berharap pilihan itu tak perlu terjadi. Seperti janji yang telah terpatri dalam hati, "Aku akan membesarkanmu dengan tanganku sendiri, mendampingi masa pertumbuhanmu". Rasa sakit dan tak nyaman selama kau masih berada dalam kandungan tak akan pernah sebanding dengan melihatmu menjadi "manusia" yang membanggakan Allah dan RasulNya. ">

Dari kejadian di usia sekitaran 28 w ini, iu selalu berkata kepadamu. "Seseorang itu harus berada di posisi yang benar, sekali dia tidak berada pada kebenaran maka dia akan menyusahkan banyak orang. Misalnya saat ini, karena kau tidak berada di posisi yang benar semua orang di sekitarmu menjadi sedih dan cemas. Jika kau tidak segera berubah mungkin akan menyakiti ibumu, membuat sesak dada bapak, meningkatkan kolesterol mbah putri, membuat pingsan mbah ibu" (intinya ibu mohon kerjasamanya untuk menempati posisi yang seharusnya wkwkwk, ben ketok filosofis njok ngono. Bukannya tak boleh berbuat salah, manusia berbuat salah itu wajar, tetapi menjadi penting menjadi manusia yang dengan cepat menyadari kesalahanna dan segera kembali kepada jalan yang benar. Apa titik acuan jalan benar dan salah itu? Titik acuannya itu adalah Allah dan RasulNya, bukan rasionalitas manusia belaka. Semoga Allah membimbing jalanmu selalu, dan hidayah Allah tak enggan bersamamu. ">

Islam adalah agamamu, sejak awal kau diciptakan. Maka, pengetahuan yang luas tentang agamamu juga akan kau miliki kelak. Karena itulah sumber dari segala kebijaksanaan, landasan kebenaran yang kau ambil, dan parameter keadilan, serta titik acuan dalam membuat segala keputusan. Semua perbuatanmu akan ditimbang berdasarkan Allah cinta atau Allah tidak cinta, bukan berdasarkan pada cara pandang manusia yang kadang tak sempurna. Kau menjadi orang yang mencintai kebaikan dan berusaha untuk dapat melakukan kebaikan. Tak cukup sampai disitu, bahkan kelak kau akan menjadi penyeru kebaikan. Bahasa orang langitnya, menjadi seorang yang sholih dan mensholihkan. Ibu sangat berharap, kelahiranmu tidak akan menjadi beban untuk umat ini. Tetapi, kau adalah jawaban atas keresahan umat kelak di masanya. Ibu bahkan tidak tahu, tantangan zaman apa yang kelak akan kau hadapi, sekarang saja sudah seperti ini. Semoga bisa dengan luwes bersikap dan bertutur kepada sesama sehingga seruan kembali kepada jalan Tuhan dapat mereka terima. Semoga, kau menjadi perantara manusia semakin mendekat kepada Tuhannya. Kaulah anak yang akan memahami makna syahadatain dan melakukan segala konsekuensi atas dua kalimat yang kau ucapkan. ">

Menjadi sosok yang dekat dengan Al Qur'an dan kelak dapat menyematkan mahkota bermandikan cahaya kelak saat di surga adalah harapan bapak dan ibu'. Bila lama kau menghafal tak masalah untuk kami, tetapi contohlah sahabat Umar yang menghafal paling lama karena dia tidak berpindah ayat sebelum dapam mengimplementasikannya. ">

Entah mengapa, terselip sebuah harapan kecil kelak kau akan menjadi seorang ilmuan. Penemu yang bermanfaat untuk umat. Kau menjadi kebanggaan umat ini. Saat dunia islam saat seperti kehilangan para ilmuan beriringan dengan runtuhnya kejayaan Islam kala itu. Ibu berharap kau dapat mengikuti jejak Aviciena, Al Khawarism, Ibnu Haitam, dan lain sebagainya. Menjadi rujukan perkembangan ilmu pengetahuan dengan tetap terpancar cahaya keimanan. ">

Menguasai banyak bahasa sebagaimana Haji Agus Salim, gemar membaca dan menulis.... argh, andai si bapak tahu ibu menulis ini dia bisa tralala. Semoga kelak kau tak terbebani tapi termotivasi yaaa. Semoga ibu pantas menjadi ibu darimu, anak yang akan menjadi teman diskusi ibu'. ">

Nanti kalau ada yang berubah lagii, ibu bakal nulis Untukmu Kepada Anakku Part 2. Mungkin, setelah jelas kau laki-laki atau perempuan. Sampai detik ini ibu belum nemu inspirasi nama yang mewakili harapan ibu. Hihihi... perdebatan dengan bapak akan segera dimulai tentng olah nama. Doakan ibu ya, Nak...

Read More

Gegara Risalah Pemuda

Sudah beberapa kali membaca risalah kepada pemuda, tapi baru terakhir kemarin rasanya ada bagian kalimat yang begitu membekas. Mungkin karena keadaannya sangat pas dengan keadaan sekarang. Ada satu paragraf dalam tulisan itu yang menyinggung tentang dua macam pemuda. 

Pertama,  adalah pemuda yang hidul di sebuah bangsa yang terjajah. Dia akan tumbuh menjadi seorang pemuda yang mencurahkan segala pemikiran nya untuk bangsa dan umatnya. Kesehariannya adalah perjuangan, hidupnya adalah pengabdian.  Lalu terlintas para pemuda Palestina saat membaca bagian ini.

Kedua,  pemuda yang tinggal di sebuah negara yang aman,  tentram, dan damai.  Dari sini akan muncul pemuda yang sibuk dengan hidupnya sendiri.  Dia akan menjadi pemuda yang acuh dengan kondisi sekitar,  kesehariannya akan disibulkan dengam foya-foya dan sejenisnya. Maka lahirlah pemuda-pemuda alay yang suka nangis bombay gegara ditinggal nikah sama gebetan. Orientasinya hanyalah gimana cara agar dia bahagia.  Bukan gimana cara agar rakyat sejahtera. Ga tau ya,  kenapa keingetnya sama negeri zamrud khatulistiwa, Indonesia.

Ya...di negeri ini sebenarnya belum makmur-makmur amat.  Ibarat air sungai,  aliran airnya tenang tapi menyimpan arus sangat deras.  Susah memang menjadi pemenang dalam peperangan yang menyerang "budaya". Lebih mudah rasanya terjadi peperangan secara fisik.  Musuhnya jelas,  membangkitkan cinta sama tanah air lebih gampang.  Membakar semangat lebih mudah.  Naaaah, kalau yang kita hadapi adalah perang budaya dan pemikiran...hadeu menyadarkan bahwa hari ini kita sedang berperang aja agak susah.

Semua lebih tertarik dengan sebutan kekinian,  gaul,  ngehits, dan apalah apalah. Hmh...adalah menjadi PR bangsa ini mencetak pemuda yang siap mencurahkan pemikirannya untuk kemajuan bangsa ini.  Penggunaan bangsa di sini bukan berarti tugas dari pemerintah ansich, tetapi seluruh elemen masyarakat juga berkepentingan menyadan para pemuda.

Bener juga kata tu penulis risalah yang menyampaikan kalau pemuda yang terlahir di negara "konflik" harus lebih bersyukur daripada terlahir di daerah yang seolah "damai". Karena disana jadi lebih mudah mencari jiwa-jiwa pejuang dengan kejernihan dan kelurusan ideologi mereka.


Read More

Kita Mulai Dari Khandaq

Hampir 4 bulan lalu kita bertemu dengan bentuk bidang paling sempurna berupa lingkaran. Mengawali pertanyaan dengan apa tang didapatkan dari perang khandaq? Beragam kata entah dengan terpaksa atau memang karena penjiwaan atau bahkan mengubah kata daru teman sebelah di ungkapkan. Pandangan pandangan yang disampaikan membuktikan jika kalian telah bersiap dengan beragam tantangan. Potensi yang dimiliki telah terpendam amat jauh, terkadang hanya butuh tantangan agar dia muncul ke permukaan.

Masih ingatkah,  apa yang disampaikan tentang inspirasi perang Khandaq, perang urat syaraf itu? Dengan keyakinan menyampaikan,

"Butuh strategi berbeda dan tak biasa untuk memenangkan sesuatu"
Terinspirasi dari Salman Al Farisi saat mengusulkan pembuatan parit di sekitar Madinah. Hanya butuh strategi baru agar mereka tercengang, butuh hal baru untuk membuat mereka terkejut.  Berinovasilah, berkreasilah. Selama belum ada teguran berarti kalian masih dalam jalan yang benar.


"Pertolongan Allah itu akan datang bagi orang-orang yang berjuang"
Saat Allah menurunkan hujan deras dan menyusupkan rasa takut ke dalam dada orang kafir qurasy. Pernahkah kalian berfikir untuk membatalkan langkah awal dari cerita tiga bulan ini?  Melihat beragam ketidakmungkinan tapi lihatlah keyakinan akan pertolongan Allah, sebuah kekuatan keyakinan itu muncul secara ajaib.


"Barokah Allah itu akan mencukupi sesuatu hal yang awalnya kita anggap tidak mungkin akan cukup"
Inspirasi, saat salah seorang sahabat memberikan makanan hanya sedikit tetapi dapat mencukupi seluruh pasukan.

"Kekuatan visi memiliki jangkauan yang sangat jauh, bisa jadi itu akan terjadi saat visi itu terwujud kita sudah tak ada lagi di dunia. Beranilah bermimpi meski banyak orang meragui"
Inspirasi,  saat nabi Muhammad menggali parit kemudian memukul batu besar. Beliau menyampaikan tiga daerah yang kelak akan ditaklukkan oleh Islam.  Hey... Kalian saat naik tangga bawa kursi bilang ga mana aja yang akan kalian "taklukkan?"

"Butuh kekuatan fisik untuk menyelesaikan sebuah rencana"
Inspirasi, kekuatan fisik pasukan muslim saat membuat parit tentu sangat luar biasa. Tanpa kekuatan fisik yang dimiliki sangat tidak mungkin akan menyelesaikan penggalian parit.

Berbekal itu semua, aku yakin seyakin yakinnya generasi baru...para penakluk hati telah siap terlahir dalam garda depan.  Banyak hal memang yang pada akhirnya harus Allah buka agar aku lebih paham bagaimana harusnya bicara. Ujian itu bukan hanya tentang hambatan dari luar,  tapi ujian dari Allah untuk menundukkan nafsu pribadi kita menjadi ujian terberat harus dilalui. Adalah kesyukuran harus kita panjatkan, dalam keadaan penuh maksiat Allah masih memberikan pertolonganNya. Maka menjadi lebih dekat denganNya, menghamba dengan lebih benar adalah keharusan yang harus dilakukan.

Setelah ini masihkah kau ragu dengan masa depan?  Masihkah kau ragu dengan takdir terbaik dari Allah?  Tak semakin kuatkah rasa iman dalam dada? Inilah awal dari bulan bulan kedepan. Niat kita mulia, niat kita tak menyalahi aturanNya. Yakinlah segala niat akan bertemu dengan muaranya.

Untukmu, sahabat dalam lingkaran kecil Az Zahra.
Bukan hanya aku yang akan berbangga pada kalian,  tapi berjuta orang beriman di luar sana pun riuh dengan segala peluh kalian.  Mencintai karena Allah.  Semoga kelak dapat saling memanggil ketika berada di JannahNya.


Read More

Belajar Dari Negeri Para Bedebah


Sebuah novel besutan Tere Liye yang akhirnya mengaminkan bahwa penulis non fiksi harus memiliki pengetahuan yang sangat luas untuk lebih menghidupkan novelnya. Bukan sekedar pengetahuan biasa, tetapi beragam pengetahuan bercampur dengan intuisi lalu memberikan nyawa di setiap kata yang dikeluarkan olehnya.

Berlatar tahun 1998, awal terjadinya krisis moneter di Indonesia seorang konsultan keuangan yang cukup sukses. Dia terbiasa mengisi konverensi tingkat internasional, jadwalnya padat bahkan lebih padat dari jadwal presiden, dalam usia yang masih terbilang cukup muda, 33 tahun. Thomas telah gemilang mencapai karirnya, akan tetapi dbalik kegemilangan tersebut ternyata menyimpan banyak sekali rahasia hidup. Tomi, begitu nama kecilnya adalah anak dari seorang pengusaha yang dibakar hidup-hidup oleh masa yang menyerang rumahnya karena melakukan arisan berantai. Yang tersisa dari keluarga tersebut hanyalah om, tante, dan opa nya. Tomi akhirnya memilih hidup di sekolah asrama dengan identitas dihilangkan. Memperkenalkan diri kepada dunia dengan nama Thomas. Meski jati dirinya sudah dihapus, tetapi dia masih tetap terhubung dengan keluarganya. Hingga pada suatu hari setelah dia pulang dari mengisi konverensi, Om Liem memintanya untuk pulang. Karena salah satu usaha milik keluarga, yaitu Bank Semesta sedang berada di ujung tanduk. Inilah awal mulanya berbagai macam konflik dimulai. Untuk menyelesaikan masalah Bank Semesta ini dia harus di buru oleh polisi dan pihak kejaksaan, membawanya kepada skenario besar menemui bberapa orang penting di negeri ini, misalnya bertemu dengan petinggi bank sentral, bu menteri keuangan, dan putra mahkota salah satu partai politik. Semuanya dilakukan demi menyelamatkan Bank keluarga miliknya, dalam waktu dua hari dia harus bisa menyelesaikan semuanya dengan satu tujuan, diberikannya bantuan dari Bank Sentral kepad Bank Semesta. Akan tetapi permasalahan tidaklah semudah itu, bukan hanya masalah pemberian bantuan oleh bank sentral kepada Bank Semesta, di sepanjang perjalnanannnya selama dua hari tersebut dia dihadapkan kembali dengan orang di masa lalu, orang yang harus bertanggung jawab atas kematian kedua orang tuanya. Di tengah kejaran polisi dan usaha mendapatkan suntikan bantuan pemerintah tersebut dibumbui dengan beragam intrik berebut harta, penghianatan, dan pembalasan dendam.

Kisah yang hanya menceritakan kejadian selama dua hari ini cukuo menarik untuk terus dibaca dan di amati lemar demi lembar. Banyak pelajaran yang dapat di ambil dari novel ini. Pertama, propaganda isu dapat dilakukan apabila kita memiliki jaringan. Di awal, untuk menyelesaikan masalah Bank Semesta hal pertama yang dilakukan oleh Thomas adalah mengundang seluruh pengamat ekonomi, pimpinan redaksi, dan sejumlah wartawan. Tujuannya agar mereka menggulirkan berbagai macam opini tentang kerugian negara dan dampak sistemik yang akan terjadi jika bank Semesta ditutup. Opini ini sengaja digulirkan sebelum ada pengumuman resmi dari pemerintah. Secara ajaib, dalam tempo waktu dua hari Bank Semesta menjadi topik pembicaraan di seluruh negeri.

Kedua, butuh sebuah komunitas yang tepat untuk menyelesaikan seluruh misi rahasia. Dikisahkan, Thomas merupakan salah satu anggota klub petarung yang sifatnya rahasia. Dalam klub tersebut berisi orang-orang penting. Konsultan keuangan, polisi, bahkan anak salah seorang petinggi partai. Nah, melalui klub inilah Thomas dapat mengeksekusikan seluruh skenarionya dengan sangat gemilang. Mengandalkan jaringan dari komunitas petarung sampai dia bisa mengubah laporan keuangan tentnag pailitnya Bank Semesta ke bank sentral, melakukan berbagai macam lobi, dan dapat memberikan pengaruh terhadap keputusan pemerintah mengenai Bank Semesta.

Ketiga, bahwa angka-angka itu hanyalah buatan tangan manusia. Beberapa indikator dari keberhasilan sebuah pembangunan sering dicerminkan dengan angka. Melalui novel ini Tere Liye kembali menyadarkan kita bahwa angka-angka dan data yang tersaji dihadapan kita adalah buatan tangan manusia. Semua bisa saja dibuat sesuai dengan pesanan. Selalu ada alasan mengapa harus angka sekian, tidak harus sesuai dengan ralita yang ada di lapangan. Tergantung pesanan, karena toh para pejabat jarang melakukan konvirmasi dan mengecek kevalidan angka yang tersaji. Diceritakan saat Thomas melobi Erik agar dapat mengubah dan mempermanis angka-angka keuangan dari Bank Semesta. Karena ternyata, Bank Semesta seharusnya sudah tutup sejak 6 tahun lalu tetapi dengan kekuatan bulan #eh hal tersebut tidak dilakukan.

Keempat, apabila memiliki misi rahasia diri kita sendiri menjadi orang yang boleh paling dipercaya. Dalams menjalankan rencananya boleh dibilang, Thomas tidak memberitahukan kepada orang lain dalam tokoh novel tersebut. Dia hanya bergerak sangat cepat dari satu tempat ke tempat lain. Kegagalan pasti akan ditemui sat dia salah memerikan informasi kepada orang yang tidak tepat.

Sudah ah, cukup segini aja review tentang novel Negeri Para Bedebah ini. Tulisan pembuka di Tahun 2017...

Read More

Agar Amal Tidak Terhenti


"Aku bukan siapa-siapa tapi aku ada di hati siapa saja". Yang merasa alumni Unnes pasti masih inget pake banget siapa yang sering mengeluarkan kata-kata ini. Yuhuuu, bu Dyah Rahmawati ga pake Sukarno Putri hi... Dengan gaya khasnya, selalu hadir dengan kata-kata merasuk ke dalam jiwa, dan pas banget menohok hati. Pembawaan yang santai tapi tetap memberikan siraman ruhani kepada pendengarnya. Penuh tawa dan tetap dengan kesejukannya. Dari sejak pertama bertemu beliau (kayaknya pas dulu silaturahim ke rumahnya) sampai sekarang sama... apalagi warna baju dan jilbabnya #ups

Alhamdulillah kemarin masih dipertemukan dengan beliau, mendengarkan nasihat dari beliau. Di awal pertemuan beliau menyampaikan tentang manfaat memperbanyak silaturahim. Di catetanku ada tiga, ga tau kalau mb Reny apa mb Novi yang penting mb Ika ga nyatet #eh. Pertama, silaturahim itu akan memanjangkan waktu yang kita punya. Tetap 24 jam sih... hanya saja kalau kita banyak bersilaturahim itu akan banyak waktu yang dapat kita manfaatkan dengan baik. Kedua, rejeki yang tidak diduga. Bisa berupa barang, tender atau apalah. Ketiga, hikmah. Setiap orang yang kita jumpai pastilah memiliki kisah hidup yang berbeda dan keseharian yang tak sama. Di antara perbedaan itulah lautan hikmah dapat kita ambil.

Setelah menyampaikan panjang kali lebar silaturahim, ternyata itu baru pembuka saudara-saudara, sampa pada intinya beliau memberikan materi yang diberi judul, "Agar Amal Tak Terhenti". Jangan berhenti beramal, karena perhitungan itu ada di akhir. Kita semua pastilah berharap hasil akhir dari hidup kita adalah akhir terbaik. Terdapat tiga hal yang perlu dilakukan agar amal tidak terhenti.

1. Menyadari bahwa kesempatan dari Allah tidak akan terulang

Disini kita diajak memahami setiap kesempatan yang diberikan oleh Allah, dan kesempatan itu tidak akan terulang kembali. Setiap kita berbuat karena tau bahwa itu adalah kesempatan. Memetik kalimat dari sahabat Ali, barangsiapa merindukan surga dia akan bersegera melakukan kebaikan. Jadi, orang yang menunda berbuat baik adalah orang yang tidak merindukan surga. Pada tahap ini seharusnya kita mulai memperhatikan bukan hanya kualitas tetpai juga kapasitas diri kita. Seseorang yang mampu menyempurnakan bagian/amal tandanya telah memiliki karakter taat. Pada bab ini, Bu Dyah menyampaikan karakter wanita yang akan membawa berkah. (a) Bermuka berseri saat di rumah; bermuka manis dihadapan semua orang tap bermuka masam saat memasuki pintu rumah bukanlah karakter wanita pembawa berkah. (b) Berbicara yang baik. Setiap kalimat baik yang keluar dari mulut kita akan dipinjam oleh Allah untuk masuk ke hati orang lain. Apabila kita telah menyempurnakan kewajiban, Allah akan memadui kata-kata kita sehingga semua orang akan menyukainya. Ingat satu hal, lapang dada adalah syarat minimal diterimanya kebaikan kita kepada Allah.

2. Amal yang Stabil dan Dinamis

Orang yang baik akan memiliki banyak pekerjaan, satu catatan penting yang perlu di tebali, garis bawah, dan dimiringkan bahwa tidak ada kebarokahan untuk pengangguran. Teruslah berbuat, perlu diketahui balasan akan diberikan kepada orang yang berbuat sesuai tingkat kesulitannya. Kayak meme di BBM, untuk mendapatkan surga itu tidak mudah...kalau mudah hadiahnya cukup kipas angin, rantang, sandal jepit, krupuk.

3. Mewariskan Kebaikan Kepada Generasi dan lingkungan

Tentunya kita tidak ingin kebaikan itu akan berhenti hanya sampai pada kita saja. Sehebat apapun orang tidak akan banyak tercatat dalam sejarah jika dia tak mampu mewariskan kepada generasi setelahnya. Adalah tanggung jawab peradaban untuk memberikan apa yang kita miliki kepada generasi selanjutnya dan membantu mereka menjadi lebih baik daripada kita.

Yes, itu tadi ringkasan di buku aye,,, sekedar nurutin orang yang kagak nyatet (inisialnya Ika Puspitasari, Asli Bantul yang tinggal di Kedu). Ada beberapa bagian yang aye tambah. Well, semoga kita senantiasa menyempurnakan amal dan tetap menjaga silaturahim. Masih banyak hal yang beliau sampaikan, tetapi hanya ini yang bisa saya tuliskan. Selanjutnya mari berlomba memperbagus amalan. Sampai berjumpa di Surga yang telah dijanjikan, wahai orang yang sedang berada di jalan cinta para pejuang. Satu sempurna, walau bergantung mempengaruhi. Instania

Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.