Belajar Dari Kekuatan Gajah

Alkisah, ada seekor anak gajah yang tinggal di hutan belantara tertangkap oleh kolektor binatang. Sang gajah di tempatkan dalam sebuah kandang dengan kaki dirantai dan dibanduli dengan bola besar terbuat dari besi. Kolektor tersebut memiliki kebun binatang pribadi, tak heran selain gajah masih hanyak binatang lainnya. Anak gajah ini merasa terkekang dan menderita. Dia meronta, berusaha melepaskan diri dari jeratan. Setiap kali mencoba tubuhnya selalu malah dengan bandul besi di kakinya. Berulang kali dia mencoba, tetapi selalu berakhir sama, gagal. Dia menyerah... pasrah. Dia menghentikan usahanya. Kolektor binatang menyadari jika gajah telah putus asa dan pasrah menerima nasib barunya. Kemudian penjaga diminta mengganti bandul besi dengan bandul yang terbuat dari kayu. Apakah sang gajah meronta? Tidak... dia berfikir jika usahanya akan sia-sia, padahal saat bandul besi diganti dengan bandul kayu sudah pasti gajah bisa melarikan diri.

Diakui atau tidak, terkadang manusia mengalami hal serupa dengan gajah. Menghentikan segala daya upaya karena merasa gagal, terlalu berat rintangan yang harus dilalui. Lelah menemui kegagalan. Akhirnya, menikmati kesulitan dan kekalahan. Meski ujian yang diberikan sebenarnya sudah diganti takarannya tetap saja enggan untuk berusaha. Dalam kepalanya selalu berfikir bahwa dia hanya akan menemui kegagalan. Usahanya hanya akan menjadi kapas yang tak berarti. Upayanya hanya melahirkan kelelahan dan tambahan rasa sakit.

Padahal, seharusnya kita tidak boleh langsung begitu saja menyerah menghadapi kenyataan. Jadikan semuanya sebagai sebuah tantangan yang harus diselesaikan. Diamnya kita dalam jeratan masalah hanya akan membuat setan bahagia karena kita telah menjadi manusia yang tak yakin pertolongan Allah dalan setiap usaha kita.

Terus saja berbuat, terus saja berusaha. Siapa tau sebenarnya beban kita sudah dikurangi hanya bentuknya saja yabg berbeda. Yakinlah, nasib kita akan berubah saat kita mau merubahnya... macam di surat Ar Ra'd ayat 11.

Habis baca buku Memperbaiki Nasib, karya Ibrahim Elfiky


Read More

Waktu Adalah Unsur Terpenting Dalam Menebar Kebaikan


Kata Ustadz Salim kita kudu bersabar saat bersama orang baik. Namanya bersama orang baik pastilah saat melakukan kesalahan langsung dapat alrm berupa pengingatan. Tak jarang pengingatan itu membuat jadi bosan dan tak sabar bersama dengan orang-orang baik itu.

Tulisan ini bisa jadi sebuah tips untuk orang-orang baik dalam memberikan peringatan.  Yuhuuu waktu adalah unsur terpenting dalam menyampaikan kebaikan. Hal baik akan diterima buruk saat disampaikan dengan cara dan waktu kurang tepat. Sebelum menyampaikan nasihat ada baiknya melihat kondisi objek. Konon, nasihat itu akan sia-sia apabila disampaikan kepada orang yang sedang marah atau orang yang sedang jatuh cinta. Kedua orang dalam kondisi tersebut berada dalam keadaan tidak siap menerima pemikiran baru. Dirinya sedang dikuasai perasaan yang menyingkirkan logika. So, tunggulah sampai kondisi memungkinkan untuk menyampaikan nasihat.

Pengulangan secukupnya. Sangat menggemaskan ketika mencoba mengingatkan tetapi tidak digubris. Macam masuk telinga kanan langsung mental gitu. Rasa gemas dengan kondisi secara wajar mendorong untuk melakukan pengulangan pengingatan. Hanya saja terlalu sering mengingatkan juga dapat memperkeruh keadaan. Perasaan jengah dari objek yang sedang diingatkan sangat mungkin terjadi. Bahkan tak jarang menciptakan anti bodi tersendiri terhadap pesan yang disampaikan. Perlu dikoreksi gaya penyampaian, diksi kata yang dipilih. Meski memberi peringatan yang sama tiap harinya kalau kitanya kreatif dalam menyampaikan pastilah akan ada feed back berbeda.


Para penyeru kebaikan memang perlu kreatif agar kebaikan yang disampaikan tidak terkesan tua dan membosankan. Memahami objek dipadukan dengan timing tepat akan menumbuh suburkan kebaikan yang ada.


Read More

Bukannya Kurang Orang Mungkin Hanya Kurang Ide

Tuh kata-kata selalu terngiang setiap kali menghadapi kegalauan dalam menentukan siapa ada di mana. Kata-kata mb Maul yang penuh pesona itu selalu terngiang...ya bener, terkadang kita cuma butuh ide untuk melakukan sesuatu.

Setiap kali mau ngadain acara kepentok terus siapa yang mau jadi ketuanya? Waaah kita dikit banget ya orangnya. Sebenarnya kita hanya butuh memberdayakan orang yang. Seringnya ujung dari kegalauan menentukan siapa ada dimana adalah ngga jadi ngadain acara atau membentuk sesuatu yang baru. Beberapa hal ini sepertinya perlu banget dilakukan oleh komunitas atau lembaga dalam menempatkan SDM yang dimiliki.

Pertama, list seluruh anggota yang ada. Ini penting pake banget, bisa jadi ada anggota yang keselip. Namanya juga manusia, lupa itu sesuatu yang wajar. Tapi menjadi seseorang yang dilupakan keberadaannya itu sakiiit banget. So, tulis lebih dulu semua SDM yang dipunyai selain mengingat juga untuk memperhitungkan kekuatan kita.

Kedua, list potensi anggota. Setelah list nama tuliskan juga potensi dari anggota. Kemampuan antara satu dengan lain pastilah berbeda. Seandainya banyak pun pasti ada satu yang paling menonjol. Kalau bisa nggak cuma list potensi aja, tapi sekalian prioritas potensi yang dimiliki dan mau dikembangin lewat lembaga atau komunitas tersebut. Kemampuan kita dalam memahami potensi ataupun kemampuan anggota menjadi modal awal untuk menempatkam seseorang sesuai lada tempatnya. The right man on the right place, gitu istilah tenarnya.

Terakhir, mulai utak-atik. Tempatkan anggota sesuai kemampuannya. Jangan terlalu dipaksakan, bantu setiap anggota mengembangkan potensi mereka masing-masing. Jadi, ketergabungan seseorang dengan komunitas/lembaga akan berdampak positif terhadap pengembangan diri mereka.

Jika memang tidak memiliki anggota yang tak punya kemampuan mumpuni berarti perlu dilakukan evaluasi terhadap rekrutmen dan pembinaan anggota. Tapi evaluasi ini jangan kelamaan nanti ga jalan-jalan kegiatannya 😁. Evaluasi besar-besaran perlu dilakukan saat kita menjadi stag karena faktor anggota yang tidak punya ide atas kondisi yang terjadi. Evaluasi internal. Sungguh perlu dikasihani saat sebuah komunitas atau lembaga mengalami hidup segan mati tak boleh. Udah mah... anggotanya dikit miskin ide pula. Hmh... perlu ganti generasi kayaknya hihihi. Menunggu Allah mengganti dengan generasi yang lebih baik.

Yuk ah semangaaaat, lebih siap jadi generasi yang tergantikan atau menggantikan. Semua pilihan ada di tangan kita. Saatnya kulakan ide biar tetep ngeksis.
Tulisan dibuat di tengah-tengah nyari ketua YQQ hihi.


Read More

Agar Tidak Konsisten Dengan Inkonsisten

Konsisten dengan inkonsisten, sebuah kalimat yang cukup familiar saat masih belajar di BAPPEDA kabupaten Temanggung. Maklumlah, orang-orang disana akrab banget sama rencana. Makanya menjadi badan di lingkungan SKPD yang paling sadar ada inkonsisten dalam menjalankan rencana dalam pembangunan daerah.

Inkonsisten sebenarnya mirip dengan sebuah penghianatan janji. Rencana, keinginan yang tidak diperjuangkan dengan gigih adalah sebuah penghianatan terhadap hati dan komitmen yang pernah terpatri.

Sebenarnya ilham dari judul ini adalah kata-kata yang dulu kala sempet ngehits, "Karena istoqamah itu butuh saudara". Yuhuuu istiqamah adalah bahasa langitan dari konsisten. Nah...biar kita bisa ninggalin kebiasaan inkonsisten emang butuh banget banyak orang. Tentunya bukan sembarang orang. Kita butuh orang yang punya komitmen sama dengan kita. Fungsinya, orang tersebut akan menjadi alrm saat kita masuk wilayah inkonsisten. Mengingatkan saat kita mulai kehilangan arah, memberikan semangat saat kita merasa lelah.

Carilah komunitas yang mendukung niatan. Sebab, istiqamah itu butuh kebersamaan. Disana akan ditemui semangat saling berlomba memberikan yang terbaik. Bahkan kadang ada unsur pemaksaan untuk tetap pada rel. Komunitas yang homogen sangat baik mendukung konsistensi kita.

Lihat kembali rencana dan komitmen yang telah dibuat. Lakukanlah review setiap hari atau bulan agar tingkat inkonsistensi dapat terdeteksi dengan segera. Kalau menemukan penyimpangan cukup jauh maka segera istighfarlah dan temukan jalan pulang. Jangan malah semakin terbuai dengan inkonsistenan kita.

Meski demikian, jangan sedih kalau kita sering inkonsisten. Karena itu artinya kita pernah membuat sebuah perencanaan. Daripada ga pernah inkonsisten gegara ga punya rencana #eh.


Read More

Sudah Jujurkah Aku Kepada Allah?

Tetiba saja pertanyaan itu berkelebat di depan mata. Ya... sudahkah aku jujur kepada Allah? Ketika labuhan tak seperti tujuan yang pernah kusampaikan pada Allah dalam selipan kata bernama doa. Ah...mungkin benar ada yang salah.

Rabb inginku selalu bersama kebaikan... bersama orang-orang baik dan membaikkan sekitar. Hanya saja, sepertinya hari ini aku menyadari tak segigih yang dibayangkan. Kepalaku berputar mencari dalil untuk menenangkan segala gundah. Ah... bukankah Allah pasti menyiapkan ujian untuk menguji niatan? Bukankah Allah menyediakan ujian untuk mengukur kadar keimanan?

Wahai diri, benarkah kau telah jujur kepada Allah?

Ketika kau merasa payah menjalani hari bukan berarti itu tanda kau tak jujur padaNya. Lelah itu residu yang harusnya mampu kau ubah menjadi sebuah energi besar dari untuk memulai hari. Jika hari ini kau merasa gundah dan merasa kalah bukan berarti Allah sedang marah. Tapi DIA ingin melihat kesungguhan. Yakinlah selalu ada jalan untuk kebaikan.

Perbaiki niat, mungkin masih ada salah pada niat. Lalu Allah tiupkan rasa bersalah dan lemah agar menyadari ada biduk niat yang mulai salah arah. Saat sebuah kapal salah arah seorang nahkoda pastilah berusaha keras melawan arah angin ataupun gelombang dahsyat agar sesuai tujuan awal. Tetapi, bukankah gelombang itu yang akan semakin mendidik sang nahkoda lebih banyak belajar.

Ah, tetap saja aku merasa belum jujur kepada Allah....

Hey, kalau kau merasa belum jujur kepada Allah jangan pernah jadikan itu sebagai alasan untuk menyerah. Inilah kesempatan untuk memperbaiki seluruhnya. Mulailah pembicaraan dengan Allah, mungkin permintaan maaf bisa jadi awalan pembuka atas sebuah penyesalan. Sudah... tak usah beralasan. Jujurlah atas keinginanmu pasti kau akan menemukan itu.

Yuk ah... perbanyak berbincang kepada Allah dengan mendoa dan membaca KalamNya. Rasa tak merasa tak jujur ini mungkin sebuah peringatan agar sujudmu lebih panjang, agar malammu tak lagi miskin dzikir pada Allah. Bergegas perbaiki diri Allah rindu dengan kebaikanmu. Allah rindu dengan kejujuranmu menyampaikan inginmu.

Wahai hati, hanya dengan mengingat Allah kau menjadi tenang. Bismillah, membuka lembaran hari dengan memperbaharui niatan dan mengkomunikasikan kembali tentang sebuah tujuan. RidhoMu atasku adalah tujuanku. Mati di jalanMu semoga benar menjadi inginku.

Renungku pada suatu hari.


Read More

Jangan Terlalu Mudah Melabeli Anak

Kemarin malam absen dari utak atik kata. Saat mata tak bersahabat dan tanda-tanda pilek kembali melanda. Akhirnya, mengalah sejenak dengan rasa lelah. Perkataan adalah doa. Begitu istilah yang selalu terngiang di kepala sehingga menjadi rem ketika akan berkata negatif kepada putriku.

Wajar bukan, jika orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya? Termasuk lingkungan tempat tinggal. Ummu Musa pernah bilang, "Kalau nyari rumah pertama kali yang dilihat adalah lingkungannya". Sejak saat itu aku bersepakat dengan argumen tersebut. Entah bagaimana caranya, kelak saat akan membangun rumah pengen banget survey lingkungan. Jarak dari masjid, ada tempat PS nggaj, taman bermain, dan lain sebagainya.

Terkadang merasa sedih saat anak unyu kita dibilang "nakal" sama orang hanya karena pas digendong dia menangis dan tak mau diam. Padahal tangis adalah bahasa bayi yang orang dewasa tidak memahaminya. Pengen marah sebel atau gimana gitu, tapi kok ya gimana ya..., yang bilang kayak gitu kadang dari keluarga dekat.

Dari sini kemudian saya merenung dan berkesimpulan bahwa terkadang kita terlalu mudah melabeli anak kita. Bisa jadi saat dia menangis dan tak bisa didiamkan karena kita yang tidak bisa memahami keinginannya. Karena dia tidak nyaman, karena dia pengen diperhatikan, pengen diajak jalan-jalan atau lainnya. Jangan sampai ketidak mampuan kita memahami anak membuat gampang melabeli anak tersebut anak nakal. Andai saja kita paham keinginan dan bahasanya pastilah bisa lebih asik dalam membangun chemisty. Makanya, kalau saya gagal menenangkan biasanya akan minta maaf kepadanya karena telah gagal memahami inginnya.

Sekali lagi, perkataan itu adalah doa. Apalagi perkataan ibu kepada anaknya. Atau perkataan yang di ulang-ulang, bisa mempengaruhi alam bawah sadarnya. So, labelilah anak dengan label yang baik agar dia menjadi anak baik.


Read More

Kegalauan Acara Perpisahan Ala Anak Semut



Resiko bergaul dengan anak SMA adalah menjadi tempat curcol mereka. Gimana ya...masih dianggap temen sebaya mungkin wkwkwk. Tema curhat kali ini tentang galaunya seorang anak SMA kelas XII yang sekolahnya mau buat acara perpisahan.

Katanya sihhh di acara perpisahan bakal mengundang artis papan atas dengan biaya cukup banyak. Buat beli cendol lumayan lah yaaa bisa dibagi satu kabupaten hihi. Agal terharu sih, hari gini masih nemu anak yang prihatin dengan rencana temen-temen seangkatan itu. Iuran yang harus dibayarkan untuk mengundang artis itu juga tidak murah. Bagi beberapa siswa uang tersebut bernilai besar karena bisa dipake buat biaya transportasi pas ikutan SBMPTN ato UM. Ya... namanya sebuah sekolah pastilah ada siswa dari keluarga mampu dan kurang mampu. Ada yang ngluarin uang segitu gampang ada juga yang kesusahan.

Terkadang ngrasa aneh juga sih, pas mau ujian mereka ngadain doa bersama meminta pertolongan Allah dengan derai air mata. Eh, giliran lulus hura-hura. Seolah lupa gitu kalau mereka bisa lulus karena ada campur tangan Allah.

Meminjam istilah dari Bu Leli, barangkali kita memposisikan Allah sebagai pembantu. Ingat Allah cuma paa butuh bantuan. Setelah Allah membantu kita sesuai dengan doa yang dipanjatkan kita melulakan Allah begitu saja.

Ini tentang rasa syukur, Bray.... Ekspresi kesyukuran atas pertolongan Allah juga diperlukan biar kita ga masuk golongan kufur nikmat. Lagian, alasan ngundang artis papan atas gegara gengsi sama sekolah sebelah. Lahhh ini generasi muda kok ga lada kreatip. Seandainya waktu berulang, aku aja mau tuh buat acara perpisahan atau syukuran yang lebih kreatif.

Demi memberikan inspirasi ke anak SMA yang curcol, seperti biasa...gugling dong ya akunya. Ternyata di luar sana sudah ada acara sebagai rasa syukur kepada Allah yang kreatif dan kece punya. Misal:
1. Bagi Nasi Bungkus dan Seragam
2. Donor Darah
3. Baksos
4. Tanam pohon
5. Konvoi pakai sepeda ontel
6. Sujud syukur masal
7. Sholat berjamaah
8. Ziarah ke makam pahlawan
9. Corat coret di kain panjang, dengan panjang bisa disesuaikan dengan angkatan

Sebenarnya, anak SMA pastilah lebih kreatif dalam membuat sebuah acara. Cuma, kadang mereka butuh pancingan aja. Lagi pula, biasanya doi curcol juga ga selalu buat nyari solusi tali buat penguatan atas pendapatnya aja.

Galau-galau berfaedah macam ni, banyak banget ditemui di kelompok semut. Yaps, mereka emang anak alay, cuma alaynya positif. Biar mereka happy kalau dibilang alay positif hahaha. Katanya yang dilakukan itu untuk Allah, bangsa, dan Almamater 😇.

Salam sayang untuk pasukan semut. Semoga Allah senantiasa menjaga kalian dengan penjagaanNya yang sempurna, penjagaan yang aku tak mampu melakukannya. Sukses menggerakkan masanya. Allah yang menggenggam hatu teman-teman kalian, maka mintalah ijin pada Allah agar hati mereka berkata "ya" untuk kebaikan yang kalian sampaikan. Salam Ibu Jari.


Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.