Pemiliki hajat akan mulai menghubungi tetangga dan saudara-saudara maksimal 1 bulan sebelum pelaksanaan. Dalam menghubungi ini dilakukan dor to dor, dan jumlah yang dimintai bantuan sebagai sinom bukan hanya satu atau dua rumah bisa mencapai ratusan rumah. Pada saat memberikan undangan sinoman ini biasanya si pemilik hajat sudah membagi tugas. Jadi, ketika silaturahim sekalian memberitahukan mengenai tugas apa yang akan dilakukan oleh orang tersebut. Biasanya tugas tersebut hanya diberikan kepada orang tertentu dan hanya beberapa. Lalu bagaimana dengan orang yang tidak memiliki tugas khusus? Mereka membantu apa saja, misal membuat lemper, membungkus snack, memotong bawang, mencuci piring dan lain-lain.
Tugas khusus dalam pelaksanaan hajatan terutama pernikahan antara lain:
1. Penjaga Belanja
Tugasnya adalah mengambilkan bahan mentah yang akan dimasak oleh sinom lainnya. Ketika sudah memasuki hari H hanya orang inilah yang boleh masuk ke dalam ruangan khsusus. Pemiliki hajat dan orang lain tidak ada yang boleh masuk. Terlihat sepele memang, tetapi dia memilki tugas penting yaitu, mengontrol jumlah barang yang dimasak. Barang yang sudah dikeluarkan ruangan tersebut sudah tidak boleh masuk lagi. Jadi, misal pejaga ini mengeluarkan telur satu krak padahal sebenarnya tidak diperlukan bisa jadi juru masak langsung memprosesnya.
2. Adang (Menanak Nasi)
Tugas ini merupakan tugas paling berat dibanding lainnya. Dia harus berangkat paling pagi. Karena biasanya para sinom yang baru saja hadir akan sarapan terlebih dahulu. Maka, keberadaan nasi menjadi sangat penting. Selain itu ketika ada yang kondangan pada hari pertama dengan sistim piring terbang maka tukang adang menjadi sangat krusial. Hanya orang tertentun yang biasanya melakukan hal ini. Karena tugas yang berat tidak jarang pemilik hajat akan memberikan imbalan setelah hajatan selesai.
3. Judi
Bukan main judi ya... judi yang dimaksud disini adalah orang yang bertugas meracik makanan matang ke dalam piring untuk dihidangkan. Tradisi di masyarakat desa tidak standing party atau prasmanan tetapi, masih menggunakan piring terbang. Setiap tamu yang akan kondangan atau saat resepsi akan mendapatkan satu porsi rames komplit. Mulai dari nasi, danging, sayur, kerupuk, dan buah. Nah, tugas si judi adalah menentukan seberapa banyak makanan yang harus masuk ke dalam piring. Tidak hanya mengontrol makanan yang matang untuk tamu, biasanya pemilik hajat akan meminta bantuan kepadanya untuk mengatur jadwal konsumsi bagi para sinom.
4. Juru Masak
Taste masakan tentu menjadi sebuah hal krusial, maka pemilik hajat akan menunjuk orang tertentu untuk memasak. Orang yang ditunjuk adalah orang dengan track record memasak yang baik. Karena di tangannya akan menentukan bagaimana rasa olahan daging, sayur, dan lainnya.
5. Memotong Daging
Tugas khusus ini terutama saat hidangan yang akan disajikan adalah daging sapi. Biasanya sorang laki-laki yang akan menjadi juru potong daging. Untuk acara hajatan selama 3 hari biasanya menghabiskan daging kurang lebih sebanyak 3-4 kwintal. Ukuran potongan dan ketebalan daging akan lebih seragam jika dikerjakan oleh satu orang
6. Menata Snack
Saat ada tamu kondangan biasanya ada snack yang ditata di meja atau tas yang dibawa pulang. Nah, ini biasanya dikerjakan oleh bapak-bapak. Kalau jaman dahulu orang tersebut bertugas memotong ketan atau jenang. Sekarang bisa beraneka ragam snack.
7. Masak Air
Ini juga posisi penting banget. Sebelum nasi dan snack para tamu akan diberi air minum terlebih dahulu. Biasanya berupa teh manis panas.
8. Laden
Laden adalah pramusaji yang bertugas mengantarkan makanan kepada tamu. Terdiri dari para pemuda yang bertugas membawa makanan dengan penampan dan pemudi yang meletakkan makanan ke meja tamu. Saat resepsi mereka akan di make up, terutama yang perempuan. Sedangkan laden dari kalangan laki-laki akan diberikan seragam.
Selain tugas tersebut juga ada pembagian tugas kepada para bapak-bapak untuk menyiapkan tratag, meja, dan kursi serta mengambil perabot dari RT. Untuk keperluan barang selama acara pemilik hajat dapat meminjam kepada RT atau RW lalu memberikan uang kas. Biasanya di setiap RT sudah memiliki barang-barang keperluan hajatan dalam jumlah banyak.
Lazimnya pemilik hajat akan menerima tamu selama tiga hari. Hari pertama adalah orang satu desa atau dari desa lain yang datang dengan tanpa undangan. Sudah menjadi tradisi dan hal lumrah jika ada yang kondangan tanpa ada undangan. Jumlahnya tidak bisa diprediksi secara pasti. Jika si pemilik hajat merupakan orang yang entengan dan mudah bergaul atau menjadi perangkat desa sudah dapat dipastikan jumlah tamu tanpa undangan ini akan sangat banyak.
Lalu hari kedua tamu yang hadir berasal dari keluarga atau kerabat yang berasal dari luar daerah. Jumlah mereka dapat diprediksi karena ada undangan yang disebarkan.
Hari terakhir, resepsi. Biasanya setelah akad akan dilanjutkan dengan resepsi. Tamu pada hari ketiga ini berasal dari saudara dekat, tetangga dekat, dan pengombyong manten. Jumlah juga tetap dapat diprediksi.
Jika ditotal dalam sekali hajatan pernikahan jumlah tamu bisa mencapai seribuan. Kalau konsumsi? Bukan hanya jumlah tamu saja, para sinom juga harus dihitung. Misal jumlah keluarga yang dimintai bantuannya untuk sinoman adalah 100 maka jumlah konsumsi untuk sinom bisa mencapai 400 porsi, jika dihitung per KK jumlah anggota keluarga sebanyak 4.
Degan kondisi yang seperti itu, maka wajar dan akan sangat membantu saat pembagian tugas para sinom dilakukan. Paling tidak orang yang datang sudah mengerti tugas apa yang harus dilakukan.
Sinoman merupakan sebuah gambaran gotong royong yang ada di tengah masyarakat pedesaan. Mereka melakukannya tanpa mengharap imbalan. Penuh dengan ketulusan untuk membantu mensukseskan hajat.
Sebuah tradisi keren yang mungkin akan sulit diterapkan di masa mendatang. Dimana masyakarat sebagian sudah bekerja dengan terikat jam kantor. Bagi masyarakat desa yang sebagian besar pekerjaan sebagai petani menjadi sinom masih sangat mudah.
Pandemi telah mendorong banyak orang untuk mendapatkan uang untuk tambahan biaya hidup. Banyak karyawan yang terpaksa dirumahkan dengan gaji dipangkas dan tidak sedikit pula yang dirumahkan tanpa ada pendapatan. Pengeluaran tetap sama tetapi pemasukan berkurang atau bahkan tidak ada.