Aktivis Muda Indonesia

November tahun 2020 Daya Muda Indonesia mengadakan Students Leadership Training. Sebuah progra yang terlahir dari keprihatinan terhadap aktivitas pelajar selama pandemi. Khawatirnya kreativitas para pengurus organisasi sekolah tidak mampu beradaptasi dengan kondisi baru. Kami mencoba untuk hadir dan berbagi inspirasi dan motivasi serta pengalaman baru. Tercatat 190 pelajar bergabung dengan program ini.

Dari sini kemudian kami membuat sebuah forum yang akan menjadi wadah pelajar untuk berbagi pengalaman dan tempat mencari insight baru. Setelah sekian lama akhirnya, diputuskan forum itu bernama aktivismuda.id. Harapannya komunitas ini akan menjadi platform dalam mengembangkan leadership dari para pelajar. Platform ini kelak bukan hanya berisi mengenai pengembangan diri tetapi juga ragam inovasi pelajar. Bukan hanya untuk pelajar Temanggung tetapi juga pelajar Indonesia.

Output yang diharapkan dari komunitas ini adalah lahirnya para inisiator kebaikan. Mereka yang menyadari apa kemampuannya dan menjadi inisiator perubahan bagi masyarakat sekitar. Akan menjadi sesuatu yang dahsyat ketika anak under 20 tahun sudah mampu melakukan sesuatu yang berdampak bagi sekitar.

Tentunya kita berharap, para pemuda sekarang mampu untuk lebih peka dan peduli dengan kondisi masyarakat sekitar. Kemudian dia hadir menjadi jawaban bagi masalah sosial yang di hadapi.

Selalu ingat dengan sebuah tulisan dari seorang ulama Mesir tentang pemuda yang lahir di sebuah negeri aman sentosa. Tidak dalam jeratan penjajah. Mereka akan sibuk untuk memikirkan diri sendiri. Acuh dengan kondisi bangsanya. Tentunya kami tidak ingin jika generasi penerus ini menjadi sosok seperti itu. Coaching For Leader akan menjadi program unggulan dari aktivismuda.id


Read More

Catatan Pertama Tentang History Of Java

Salah satu buku babon yang sering digunakan dalam pelajaran sejarah adalah buku History Of Java. Sebuah tulisan dari Thomas Stamford Raffles, seorang berkebangsaan Inggris yang Letnan-Gubernur Jawa dan sekitarnya. Dia yang sangat rapi dan rigid dalam mencatat apa saja yang terjadi di tanah Jawa pada masa lalu. Mulai dari kondisi geografis, komposisi penduduk, perekonomian, karakter penduduk, budaya, bahasa, dan munculnya Islam di tanah Jawa.

Catatan paling lengkap dan yang dijadikan rujukan itu ditulis saat negara kita masih dalam kondisi terjajah. Ibarat kata untuk makan saja serba sulit apalagi memikirkan tetang data. Terselip sebuah kekaguman terhadap bangsa barat, mereka sangat keren dalam memahami tanah jajahannya. Disisi lain juga merasa miris, pada saat yang bersamaan negeri kita masih banyak yang belum dapat membaca dan menulis. Sedih sih rasanya, orang yang memberikan catatan detail tentang tanah kelahiran ternyata orang asing. 

Buku ini cukup tebal, makanya saya gak selesai-selesai membacanya. Di setiap akhir bab akan diberikan catatan kaki. Sehingga akan memudahkan kita memahami istilah-istilah yang disampaikan. Ya meskipun kita harus bolak-balik sih bacanya. Kan tulisan ada di depan, terus catatan kaki di belakang. Font tulisannya juga kecil, tanpa gambar. Eh, ada sih gambar... gambar penjelas misal alat pertanian, penampakan laki-laki ningrat, dan sejenisnya. 

Rafles, seorang akademisi yang akan menggiring kita ke masa lalu dengan data dan fakta. Bahkan dia juga mengungkap fakta bagaimana korupnya pemerintah Belanda. Satu hal yang mencengangkan, ketika kita menganggap yang jahat banget adalah penjajah, dalam tulisannya Rafles menjelaskan bahwa para pribumilah yang kejam. Bukan sembarang pribumi, melainkan orang yang memiliki kekuasaan, para tuan tanah. 

Dalam segi budaya, Rafles sampai mencantumkan bagaimana cara berpakaian, karakteristik para bangsawan, kebiasaan masyarakat, perbendaan petani Jawa dan Bali. Komoditas pertanian bukan hanya disebutkan jenisnya, dia sampai dapat menyebut berapa banyaknya hasil panen per tahun. Lengkap dengan hitungan penjualan. Ada neraca pendapatan yang ditampilkan.

Buat kalian yang pengen mengetahui bagaimana bagsa kita dimasa lalu buku ini pas banget untuk dibaca. Ya, meskipun kita tetap harus kritis dengan tulisan Rafles. Tetap harus diingat, dia adalah penjajah yang pastinya ada sisi yang tidak objektif saat pembahasan.


Read More

Tugu Sepuser Tengah-Tengahnya Pulau Jawa

Banyak sekali spekulasi mengenai dimanakah letak titik tengah dari pulau Jawa. Ada yang mengatakan titik tengah pulau Jawa adalah Dieng Wonosobo. Konon pembangunan 400an candi di Dieng karena daerah tersebut merupakan titik tengah pulau Jawa. Ada pula yang menyebutkan bahwa titik tengah pulau Jawa adalah tugu yang terletak di gunung Tidar Magelang.

Nah, tapi yang akan kita bahas saat ini adalah titik tengah pulau Jawa yang ada di kabupaten Temanggung. Di perbatasan antara desa Kupen dengan desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat Temanggung terdapat sebuah tugu berlapis keramik warna biru. Tingginya sekitar 2 meter. Tugu ini dipercaya sebagai titik tengah-tengahnya pulau Jawa.

Desa Soropadan terletak di jalan Raya Magelang-Semarang. Desa ini lebih dikenal dengan agrowisatanya Jawa Tengah. Setiap satu tahun sekali selalu ada pameran pertanian provinsi Jawa Tengah di desa ini. 

Back to topic, menurut kepercayaan penduduk sekitar tugu ini sudah ada sejak jaman Majapahit. Mereka percaya tugu sepuser merupakan titik tengah antara gunung Merapi dan Sumbing serta pantai Utara dan pantai Selatan.

Bangunan tugu yang berdiri sekarang bukanlah bangunan aslinya. Pada jaman Majapahit tugu ini merupaka tumpukan batu bata yang besar dan di tengahnya terdapat batu sehingga bentuk menyerupai pusar. Namun, keberadaan batu bata tersebut sekarang tidak diketahui. Penuturan masyarakat sekitar, tugu dengan keramik biru tersebut dibangun oleh orang Jakarta yang hajatnya dikabulkan setelah melakukan semedi di daerah tugu Sepuser. Info tambahan nih, biasanya pada malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon ada orang-orang yang semedi di sini. 

Untuk sampai di tugu ini dapat menggunakan kendaraan roda dua. Jika menggunakan kendaraan roda empat dapat di parkir di depan balai desa Soropadan. Jarak antara balai desa dengan tugu sekitar 500 meter. Kalau melihat letaknya, dapat dipastikan tidak ada jajanan meski itu hanya gorengan wkwkwk.

Tempat ini memang belum masuk ke dalam prioritas wisata Temanggung. Butuh banyak perbaikan jika tugu sepuser akan dijadikan salah satu destinasi wisata.
Read More

Mengulik Tradisi Nyadran Di Temanggung

Setiap bulan Sya'ban di beberapa wilayah Temanggung mengadakan nyadran. Sebuah adat yang dilakukan setelah melakukan besreh atau membersihkan makam. Ada beberapa sumber yang menyebutkan jika adat ini berasal dari ajaran agama Hindu kemudian diasilimasikan ke dalam ajaran Islam oleh wali songo. 

Sebagaimana kita ketahui, para wali di tanah Jawa menyebarkan ajaran Islam melalui budaya dan adat yang berkembang di masyarakat. Metode ini cenderung efektif, sehingga banyak masyarakat yang menjadi muslim melalui dakwah para wali.

Ternyata ada versi lain dari sejarah nyadran. Menurut Mbah Zaenal, imam masjid Desa Kwarakan nyadran ini dilakukan bukan sebagai bentuk mengikuti kebiasaan agama lain melainkan sebagai bentuk rasa kebersamaan. Beliau menuturkan pada zama dahulu setiap menjelang bulan Ramadhan masyarakat membersihkan makam secara bersama-sama dan saling bergotong royong. Mereka membawa bekal dari rumah kemudian makan bersama setelah membersihkan makam. Dari kebiasaan ini akhirnya ada yang mencetuskan untuk makan bersama tetapi dengan pakaian yang lebih rapi. Akhirnya mereka pulang terlebih dahulu bebersih kemudian membawa makanan dan dimakan bersama.

Lambat laun kebiasaan itu menjadi berkembang. Waktu pelaksanaan nyadran tidak dilakukan dalam waktu bersamaan dengan berseh makam. Berseh dilakukan sepekan sebelum nyadran dilakukan. 

Ngapain aja sih selama nyadran? 
Masyarakat akan menyiapkan banyak sekali makanan. Pada zaman dahulu mereka membawa tenong (red: wadah besar terbuat dari bambu) sebagai tempat nasi dan lauk plus snack. Sekarang sudah jarang yang menggunakan tenong, sudah beralih membawa rantang.

Setiap anggota keluarga membawa nasi tumpeng, ingkung, sayuran, lauk, dan aneka macam snack. Setelah masyarakat berkumpul dilakukan doa bersama, mendoakan keluarga yang sudah meninggal. Kirim doa gitu kali ya bahasanya. Setelah berdoa mereka makan makanan yang dibawa dan saling bertukar makanan. Biasanya anak-anak sangat antusias mengikuti acara nyadran. Karena, mereka akan mendapatkan ayam dari orang yang duduk di sebelah atau depan mereka.

Kebiasaan lain ketika nyadran tiba adalah munjung (red: memberikan nasi beserta lauk pauk kepada saudara jauh). Kata Mbah Putri zaman dahulu beliau munjung ke 35 orang. Nasi yang diantarkan bukan hanya satu kotak, tapi satu bakul bambu yang besar. Lauk yang diberikan biasanya ayam, telur, sayur cecek, dan snack masing-masing satu piring. Untuk menyiapkan semuanya Mbah Putri akan meminta bantuan beberapa orang. Padahal jaman dahulu belum ada kendaraan jadi orang yang mengantarkan harus berjalan kaki. Bisa dibayangkan, berapa banyak budget yang dikeluarkan untuk nyadran ini? 

Untuk sekarang kebiasaan munjung itu tidak seheboh jaman dahulu. Paling hanya diberikan kepada beberapa sanak saudara saja. Kalau ibuku biasanya munjung ke 3 orang.

Nuansa yang dibangun oleh masyarakat adalah nuansa kekeluargaan. Memang sih, ada beberapa pihak yang kadang mengkritisi. Menurut mereka kebiasaan nyadran ini memberatkan bagi warga yang kurang mampu. Bagi yang kurang mampu terkesan memaksakan diri. Tapi, ada juga yang berpendapat itu malah menjadi motivasi untuk mereka bekerja. Perayaan nyadran dan lebaran menjadi sesuatu yang ditunggu. Mereka rela menabung untuk melakukan dua kegiatan tersebut. Bahkan bisa dibilang setiap selesai melakukan pekerjaan mereka akan berkata, ini disimpan untuk nyadran atau lebaran.
Read More

Tanah Warisan Rakai Pikatan

 


Jemari matahari tak mampu menyibak selimut kabut

Dua ancala masih tegak menjaga buntala
Manusia sekitar melawan dingin memulai hari menjalani takdir Sang Maha
Rapalan doa mengawali segala usaha
Penuh harap tanah ini menghasilkan arta

Sepetak tanah warisan Rakai Pikatan
Di atasnya tumbuh beragam tanaman
Di atasnya tertumpu banyak harapan
Ladang hijau, kembang putih mewangi
Sesiapa pasti ingin segera memiliki
Hanya disini Srinthil datang menebar wangi asli

Inilah tanah warisan Rakai Pikatan
Terkadang dingin halimun mencekam
Tetapi kami selalu mencoba menghangatkan
Dengan  kopi meski hanya satu seruputan

Kamilah pewaris tanah Rakai Pikatan
Tetap tersenyum merangkai peradaban
Seberat apapun beban kami pasti dapat bertahan

Bertahan di atas tanah warisan Rakai Pikatan


-Batas Kota, 18 September 2021-

Read More

Keunikan Tradisi Sinoman Nganten di Desa Kwarakan, Kaloran, Temanggung




 


Sinoman adalah sebuah tradisi dari suku jawa yang ada sejak abad ke-14. Istilah ini muncul pertama kali di pesisir utara jawa, tepatnya di daerah Tuban Jawa Timur. Secara bahasa sinoman berasal dari kata sing para nom-noman atau para pemuda. Dalam KBBI sinoman diartikan sebagai sekumpulan anak muda yang membantu pemilik hajat dalam melayani tamu. Nah, kalau di desa Kwarakan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung pengertian tersebut lebih pas digunakan sebagai sebutan bagi tukang laden yang merupakan bagian dari sinoman.
 
Di beberapa tempat yang sudah masuk ke dalam semi urban, tradisi sinoman sudah tidak lagi digunakan. Semua fungsinya sudah digantikan dengan WO atau EO. Tetapi bagi daerah pedesaan termasuk tempat tinggalku ini, masih sangat lazim pemilik hajat meminta bantuan kepada tetangga dan sanak saudara. 

Pemiliki hajat akan mulai menghubungi tetangga dan saudara-saudara maksimal 1 bulan sebelum pelaksanaan. Dalam menghubungi ini dilakukan dor to dor, dan jumlah yang dimintai bantuan sebagai sinom bukan hanya satu atau dua rumah bisa mencapai ratusan rumah. Pada saat memberikan undangan sinoman ini biasanya si pemilik hajat sudah membagi tugas. Jadi, ketika silaturahim sekalian memberitahukan mengenai tugas apa yang akan dilakukan oleh orang tersebut. Biasanya tugas tersebut hanya diberikan kepada orang tertentu dan hanya beberapa. Lalu bagaimana dengan orang yang tidak memiliki tugas khusus? Mereka membantu apa saja, misal membuat lemper, membungkus snack, memotong bawang, mencuci piring dan lain-lain.

Tugas khusus dalam pelaksanaan hajatan terutama pernikahan antara lain:

1. Penjaga Belanja

Tugasnya adalah mengambilkan bahan mentah yang akan dimasak oleh sinom lainnya. Ketika sudah memasuki hari H hanya orang inilah yang boleh masuk ke dalam ruangan khsusus. Pemiliki hajat dan orang lain tidak ada yang boleh masuk. Terlihat sepele memang, tetapi dia memilki tugas penting yaitu, mengontrol jumlah barang yang dimasak. Barang yang sudah dikeluarkan ruangan tersebut sudah tidak boleh masuk lagi. Jadi, misal pejaga ini mengeluarkan telur satu krak padahal sebenarnya tidak diperlukan bisa jadi juru masak langsung memprosesnya. 

2. Adang (Menanak Nasi)

Tugas ini merupakan tugas paling berat dibanding lainnya. Dia harus berangkat paling pagi. Karena biasanya para sinom yang baru saja hadir akan sarapan terlebih dahulu. Maka, keberadaan nasi menjadi sangat penting. Selain itu ketika ada yang kondangan pada hari pertama dengan sistim piring terbang maka tukang adang menjadi sangat krusial. Hanya orang tertentun yang biasanya melakukan hal ini. Karena tugas yang berat tidak jarang pemilik hajat akan memberikan imbalan setelah hajatan selesai.

3. Judi 

Bukan main judi ya... judi yang dimaksud disini adalah orang yang bertugas meracik makanan matang ke dalam piring untuk dihidangkan. Tradisi di masyarakat desa tidak standing party atau prasmanan tetapi, masih menggunakan piring terbang. Setiap tamu yang akan kondangan atau saat resepsi akan mendapatkan satu porsi rames komplit. Mulai dari nasi, danging, sayur, kerupuk, dan buah. Nah, tugas si judi adalah menentukan seberapa banyak makanan yang harus masuk ke dalam piring. Tidak hanya mengontrol makanan yang matang untuk tamu, biasanya pemilik hajat akan meminta bantuan kepadanya untuk mengatur jadwal konsumsi bagi para sinom.

4. Juru Masak

Taste masakan tentu menjadi sebuah hal krusial, maka pemilik hajat akan menunjuk orang tertentu untuk memasak. Orang yang ditunjuk adalah orang dengan track record memasak yang baik. Karena di tangannya akan menentukan bagaimana rasa olahan daging, sayur, dan lainnya.

5. Memotong Daging

Tugas khusus ini terutama saat hidangan yang akan disajikan adalah daging sapi. Biasanya sorang laki-laki yang akan menjadi juru potong daging. Untuk acara hajatan selama 3 hari biasanya menghabiskan daging kurang lebih sebanyak 3-4 kwintal. Ukuran potongan dan ketebalan daging akan lebih seragam jika dikerjakan oleh satu orang

6. Menata Snack

Saat ada tamu kondangan biasanya ada snack yang ditata di meja atau tas  yang dibawa pulang. Nah, ini biasanya dikerjakan oleh bapak-bapak. Kalau jaman dahulu orang tersebut bertugas memotong ketan atau jenang. Sekarang bisa beraneka ragam snack.

7. Masak Air

Ini juga posisi penting banget. Sebelum nasi dan snack para tamu akan diberi air minum terlebih dahulu. Biasanya berupa teh manis panas.

8. Laden

Laden adalah pramusaji yang bertugas mengantarkan makanan kepada tamu. Terdiri dari para pemuda yang bertugas membawa makanan dengan penampan dan pemudi yang meletakkan makanan ke meja tamu. Saat resepsi mereka akan di make up, terutama yang perempuan. Sedangkan laden dari kalangan laki-laki akan diberikan seragam. 

Selain tugas tersebut juga ada pembagian tugas kepada para bapak-bapak untuk menyiapkan tratag, meja, dan kursi serta mengambil perabot dari RT. Untuk keperluan barang selama acara pemilik hajat dapat meminjam kepada RT atau RW lalu memberikan uang kas. Biasanya di setiap RT sudah memiliki barang-barang keperluan hajatan dalam jumlah banyak.

Lazimnya pemilik hajat akan menerima tamu selama tiga hari. Hari pertama adalah orang satu desa atau dari desa lain yang datang dengan tanpa undangan. Sudah menjadi tradisi dan hal lumrah jika ada yang kondangan tanpa ada undangan. Jumlahnya tidak bisa diprediksi secara pasti. Jika si pemilik hajat merupakan orang yang entengan dan mudah bergaul atau menjadi perangkat desa sudah dapat dipastikan jumlah tamu tanpa undangan ini akan sangat banyak.

Lalu hari kedua tamu yang hadir berasal dari keluarga atau kerabat yang berasal dari luar daerah. Jumlah mereka dapat diprediksi karena ada undangan yang disebarkan.

Hari terakhir, resepsi. Biasanya setelah akad akan dilanjutkan dengan resepsi. Tamu pada hari ketiga ini berasal dari saudara dekat, tetangga dekat, dan pengombyong manten. Jumlah juga tetap dapat diprediksi.

Jika ditotal dalam sekali hajatan pernikahan jumlah tamu bisa mencapai seribuan. Kalau konsumsi? Bukan hanya jumlah tamu saja, para sinom juga harus dihitung. Misal jumlah keluarga yang dimintai bantuannya untuk sinoman adalah 100 maka jumlah konsumsi untuk sinom bisa mencapai 400 porsi, jika dihitung per KK jumlah anggota keluarga sebanyak 4. 

Degan kondisi yang seperti itu, maka wajar dan akan sangat membantu saat pembagian tugas para sinom dilakukan. Paling tidak orang yang datang sudah mengerti tugas apa yang harus dilakukan. 

Sinoman merupakan sebuah gambaran gotong royong yang ada di tengah masyarakat pedesaan. Mereka melakukannya tanpa mengharap imbalan. Penuh dengan ketulusan untuk membantu mensukseskan hajat.

Sebuah tradisi keren yang mungkin akan sulit diterapkan di masa mendatang. Dimana masyakarat sebagian sudah bekerja dengan terikat jam kantor. Bagi masyarakat desa yang sebagian besar pekerjaan sebagai petani menjadi sinom masih sangat mudah.

Read More

Ternyata Sedekah Tidak Harus Dengan Uang!


 
Allah telah menjanjikan pahala berlipat ganda bagi sesiapa yang melakukan sedekah. Memberikan sesuatu kepada orang lain dengan ikhlas dan mengharap ridha Allah, bukan karena lainnya. Namun, kadang kita terkendala dengan kepemilikan benda yang dimiliki. Sebagian dari kita masih memahami sedekah dengan memberikan harta kepada sesama. 

Ternyata, nabi Muhammad SAW telah memberikan penjelasan bahwa sedekah tidak hanya dengan uang atau benda lainnya. Apa saja itu? Yuk, kita simak hadis berikut!

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :‘Setiap anggota badan manusia diwajibkan bershadaqah setiap hari selama matahari masih terbit. Kamu mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah shadaqah, kamu menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah shadaqah, berkata yang baik itung berselisih) adalah shadaqah, kamu menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah shadaqah, berkata yang baik itu adalah shadaqah, setiap langkah berjalan untuk shalat adalah shadaqah, dan menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah ”. [Bukhari no. 2989, Muslim no. 1009]  

Dari hadis di atas, jelas banget tuh yang namanya sedekah bukan hanya dengan uang atau harta lainnya. Mari kita kulik satu per satu.

1. Sholat Dhuha
Setiap ruas tulang wajib dikeluarkan sedekah, caranya dengan sholat dhuha dua rakaat. 

2. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih
Ishlah adalah sebutan lain dari mendamaikan dua orang yang sedang berselisih. Kita diwajibkan untuk meluruskan perselisihan yang terjadi dengan cara yang baik dan adil. Salah satu metode terbaik adalah dengan melakuka musyawarah.

3. Membantu orang lain menaiki kendaraan
Dalam konteks zaman dahulu, bangsa Arab berkendara menggunakan onta. Tinggi onta melebihi tinggi manusia, sehingga untuk dapat menaikinya membutuhkan trik dan cara. Maka, nabi memasukkan orang yang membantu saudaranya mengendarai kendaraan menjadi salah satu sedekah. Dalam konteks kekinian kita bisa membantu seseorang dengan membukakan pintu mobil, menaiki bis, dan lain sebagainya.

4. Mengangkatkan barang ke kendaraan 
Terkadang kita melihat ada orang yang kerepotan menaikkan barang ke atas kendaraannya. Misal, teman yang akan menaikkan barang ke atas sepeda motor. Kita bisa membantunya.

5. Berkata baik
Banyak sekali perselisihan dan keributan yang terjadi karena perkataan yang tidak baik. Perkataan disini tidak hanya secara lisan tetapi juga tulisan. Di era serba digital kita harus bijak dalam mengeluarkan kata. Memastikan bahwa apa yang keluar dari mulut kita adalah hal baik dan dapat melahirkan kebaikan pula.

6. Langkah menuju ke masjid
Bagi seorang laki-laki lebih utama melakukan sholat jamaah di masjid. Allah bahkan menggolongkan pemuda yang terpaut dengan masjid sebagai salah satu golongan yang dijamin masuk surga. Setiap langkah menuju ke masjid dihitung oleh Allah sebagai sedekah

7. Menyingkirkan duri di jalan 
Dalam hal ini tidak kontesktual hanya duri ya, melainkan apapun yang menghalangi jalan. Misal paku, kaca, pohon, dan lain sebagainya.

Kalau kita amati ketujuh sedekah tersebut sebagian merupakan muamalah, hal yang berhubungan antara kita dengan manusia lainnya. Jika semua orang dengan penuh kesadaran menjalankan hal tersebut di atas bukannya tidak mungkin persatuan umat akan terjadi. Tidak ada saling hujat antara satu dengan lainnya. Selalu ada kedamaian di antara perselisihan. Dan yang pasti, sedekah tidak harus menunggu kita memiliki something.

Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.