Dari Gunuang Omeh, Ke Jalan Lain di Moskow Menuju Hukuman Mati di Kediri, Sebuah Cerpen Yang Mengajak Berfikir

Sekilas membaca judul dari cerpen tersebut langsung teringat dengan sebuah buku yang berjudul Dari Ave ke Maria ke Jalan Lain ke Roma. Sebuah kumpulan cerita karya Idrus yang diterbitkan oleh balai pustaka. Secara otomatis otak sudah memberikan stimulus sepertinya ceritanya akan sejenis dengan karya Idrus ini. Cerita pendek yang akan menggambarkan sejarah di masa lalu. Tapi siapa dan tentang apa? 

Awalnya merasa asing dengan Gunuang Omeh, yakin banget ini adalah bahasa daerah dan yang pasti bukan Jawa. Mana dong? Sebelum pusing, akhirnya diputuskan untuk membaca terlebih dahulu paragraf awal. Satu kata kunci di empat paragraf pertama yaitu,  penulis Tanah Orang Miskin. Judul ini tidak asing, sepertinya pernah membaca ini tetapi, masih tidak yakin. Setelah konsultasi dengan google, walaaa benar ternyata ini adalah kisah Tan Malaka. Pantes ada Moskow, sebuah tempat yang kental dengan ajaran komunis. Berarti Gunuang Omeh itu mengandung unsur melayu wkwkwk

Langsung deh, semangat untuk mencermati tulisan karena kebetulan pernah membaca biografi Tan Malaka dan mengoleksi dua karyanya. Membacanya sedih campur haru. Masih kadang ada perasaan tidak terima ada perlakuan seperti itu kepada salah satu pendiri bangsa. Kegundahan dan kegalauan tokoh aku cukup mewakili perasaan.

Eh, tapi bagaimana dengan orang yang tidak suka sejarah membaca cerpen karya Heru Sang Amurwabumi ini? Kuminta suami untuk membaca cerpen. Tanggapannya, belum bisa menyimpulkan siapakah tokoh dia. Tetapi dapat memahami bahwa tokoh dia adalah seseorang yang berjasa terhadap republik.

Secara pemilihan diksi kata, penulis memiliki sebuah ke-khasan. Unik dan tidak semua penulis bisa meramu sedemikian kuatnya. Penggambaran latar membawa kita ke nuansa masa lampau. Cukup detail apalagi saat mendeskripsikan suasana Gunung Wilis.

Tokoh yang dimunculkan adalah dia, aku (sersan batalyon), kopral, dan komandan batalyon. Untuk menentukan mana tokoh antagonis dan protagonis cukup sulit. Karena kurang ada penegasan mana tokoh yang digambarkan jahat. Jika dibaca baik-baik sepertinya tokoh Komandan adalah antagonis dan dia adalah protagonis.

Bagi Anda yang suka cerpen dengan genre romance atau konflik seputar cinta atau persahabatan tidak akan merasa terhibur saat membaca cerpen ini. Penggunaan bahasa yang cukup butuh pencernaan dan kita seolah diajak berfikir siapa tokoh ini? Benarkah itu terjadi? Dan segudang pertanyaan lain. Maka, saya tidak merekomendasikan cerpen ini untuk dibaca. Beneran, ini cerpen bakal ngajakin kita main detektif-detektifan. Tidak akan ada senyum simpul saat membaca derita demi cerita. 

Cerpen ini sangat direkomendasikan untuk Anda penyuka sejarah. Cerpen ini bisa dikategorikan kedalam faksi. Dimana cerita diangkat dari sebuah realita. Membaca ini akan mengingatkan saya terhadap salah seorang yang mengajari saya membaca dan menulis, pak Nasirun Purwokartun. Beliau juga menulis fiksi (novel Penangsang) tetapi by riset. Gaya bahasa, pengambilan tema cerita hampir sama. Sangat ditunggu kisah hidup Tan Malaka ini diangkat ke dalam sebuah novel. Seru deh pasti.

Yuk yang kepo sama cerpennya bisa cus klik link ini 
https://www.ngodop.com/2021/08/dari-gunuang-omeh-ke-jalan-lain-di.html?m=1
Read More

Rindu adalah Residu


Rindu adalah senyawa residu dari sebuah titik temu. Setelah lama tak saling tegur sapa, tak ada lagi saling bicara maka muncullah rasa yang akan mengganggu jiwa. Rindu itu bukan melulu tentang pertemuan dua orang manusia. Bisa jadi, dia hanya rindu dengan suasana saat bersama.

Perpisahan memang sangat menyakitkan. Tidak jarang membuat manusia menjadi hilang kendali. Tidak mampu lagi mengendalikan diri untuk mengontrol emosi. Rasanya, tangisan tidak akan mampu mempertemukan. Pada masa seperti ini jangan sesekali mengambil keputusan. Karena semua bisa jadi bersifat luapan. Ya, hanya luapan atas rasa ingin bertemu tetapi tidak mampu. 

Rindu adalah residu yang megusik kalbu. Ingin rasanya menembus ruang dan waktu agar dapat mengulang dan memperbaiki keadaan. Tetapi, itu sudah tidak lagi mungkin dilakukan. Kehilangan adalah rangkuman dari semua perasaan. Kehilangan kesempatan, kehilangan momen, kehilangan seseorang. 

Kita harus tetap hidup dalam sebuah realitas. Tidak semua hal terjadi sesuai dengan keinginan. Tidak semua kejadian membutuhkan persetujuan dari kita. Semua adalah kuasa Tuhan. Lalu apatah yang dapat kita lakukan? Hanya satu yang bisa dilakukan, menerima kenyataan dan berdamai dengan keadaan. 

Rindu datang karena saling berjarak. Tidak mampu saling menggenggam. Tidak ada lagi kata menguatkan. Seolah masing-masing berjalan sendirian. Rindu adalah risiko dari sebuah perpisahan. Perpisahan yang memang menjadi pilihan atau karena mengikuti takdir Tuhan.

Ya...rindu ini adalah residu
Read More

Belajar dari Jendela SMP

SCTV merupakan salah satu stasiun televisi yang sering mengangkat novel ke dalam sinetronnya. Salah satu sinetron yang diangkat dari novel adalah Dari Jendela SMP. Sebuah novel fenomenal besutan Mira W ini menceritakan tentang seorang anak SMP (Wulan) yang hamil dengan teman sekelasnya (Joko). Itu versi novel, versi sinetron tidak semuanya sama persis dengan di novel. Bahkan saat lebih dari 500 episode ini jalan cerita sudah sangat jauh dari novel aslinya. 

Di versi novelnya Wulan pada akhirnya melahirkan anak tersebut, sedangkan Joko yang berasal dari keluarga tidak mampu akhirnya masuk rehabilitasi sosial karena melakukan pelanggaran hukum. Sad ending kalau di novel mah.

 Gimana di sinetnya? Sejak kemunculan sinetron yang dibintangi oleh para remaja ini sudah beramai-ramai komentar miring. Pasalnya ada kekhawatiran jika nanti akan memberikan contoh tidak baik bagi remaja terutama anak SMP. 

Dalam cerita versi sinetronnya Wulan mengalami gejala pseudocyesis atau disebut juga kehamilan palsu. Biasanya seseorang yang depresi, stres, atau mengalami penyakit akan merasa yakin bahwa dirinya hamil. Dikisahkan Wulan mengalami sakit kanker ovarium dan akhirnya di operasi. Setelah operasi ini dia masih bertanya kepada kedua orangtuanya tentang dedek bayinya dengan Joko. Ya, Wulan merasa dia kehilangan bayinya. Bahkan sebenarnya Wulan tetap menstruasi selama mengalami kehamilan palsu tersebut. 

Setelah diintrogasi, ternyata Joko dan Wulan tidak melakukan hubungan terlarang. Mereka hanya saling berpegangan tangan untuk menghangatkan. Jadi, jelas banget perbedaan kisah novel dengan sinetronnya. 

Bahkan disini terselip sebuah sex education bagi pelajar. Sekaligus menambah pengetahuan bagi kita tentang kehamilan palsu dan bagaimana sikap yang harus diberikan kepada orang yang mengalami hal tersebut. 

Menurut saya, sinetron ini semakin menarik ketika masuk ke jenjang SMA. Konflik yang dihadirkan lebih fresh dengan tetap melanjutkan konflik yang lama dan utama. Konflik yang belum terselesaikan dari sesi pertama adalah restu orang tua Wulan dan Joko. Keluarga mereka bermusuhan karena adanya kesalahan dan rasa dendam dari masa lalu. 

Sedangkan konflik baru yang dihadirkan selayaknya anak-anak sekolah jaman sekarang. Ada senioritas, cewek dan cowok populer, persahabatan, cinta segi banyak, putus dari pacar, semacam itulah. Tapi ada beberapa konflik yang dihadirkan kemudian menjadi nasihat untuk para remaja.

Ada tiga konflik nih yang asik untuk dibahas, karena ini bisa berhubungan dengan kesehatan mental jugak 

Pertama, kisah Wulan and the Genk saat mau bersahabat dengan Lesti. Ceritanya Lesti itu anak yang cupu, berkacamata, dan semua argumennya selalu berdasarkan kata internet. Keanehan yang dimilikinya membuat dia tidak pernah punya teman. Dan selalu merasa sendiri. Tetapi Wulan dan teman-temannya membuka tangan untuk bersahabat dengan Lesti. Mereka melindungi Lesti dari ucapan orang sekitar.

Kedua, saat Cantik kena body shaming. Ceritanya anak-anak cewek ikut dalam pembuatan video klip boy band Unity. Anak-anak di sekolah memberikan apresiasi kepada para cewek itu. Namun, mereka memberikan komentar tidak mengenakkan mengenai penampilan Cantik. Dia memiliki ukuran big size, hobi makan, dan sangat enerjik. Akhirnya si Cantik merasa insecure kemudian dia bertekad untuk diet. Tidak mau diajak makan sama temen-temennya hingga suatu saat dia jatuh pingsan di kamar mandi. Beberapa hari tidak masuk sekolah. Melihat keadaan ini teman-teman Cantik (Wulan and the Genk) membuat sebuah video kampanye mengenai self love. Dalam video tersebut mereka menceritakan kekurangan masing-masing dan di akhir video mengajak siapapun untuk mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. 

Ketiga, saat pementasan drama kolosal Damar Wulan. Waktu itu seharusnya Santi berperan menjadi adik dari Kencana Wungu. Tetapi, tiba-tiba guru mennganti perannya menjadi pohon, karena ada selebgram yang akan ikut tampil. Selebgram itu padahal orang yang merusak hubungan Santi dengan pacarnya. Dia sangat sedih, dan merasa tidak akan ada orang yang bertepuk tangan untuk pemeran pohon. Ternyata, teman-teman Santi peka dengan perasaan Santi. Mereka berkata, bahwa Santi akan menjadi pohon terbaik sepanjang sejarah pementasan drama. Mendengar perkataan temanya Santi menjadi semangat. 

Memilih teman degan positif vibes sangat diperlukan. Apalagi bagi remaja yang sedang mengalami banyak perkembangan secara emosional. Mencari lingkaran positif yang memberikan dorongan sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan mental remaja.

Begitu kira-kira yang dapat diambil sisi positifnya. Sisi negatif ada nggak? Ada dong pastinya. Lebih banyak scene cinta-cintaan sih. Untuk anak-anak butuh pendampingan. Soalnya bahasa yang digunakan juga lebih ke bahasa gaul yang beberapa orang mungkin akan merasa itu tidak sopan. Selain itu, kurang dalam penggambaran suasana sekolahnya. Aneh saja sih, di sekolah sebesar itu cuma ada dua guru dan satu satpam. Satu guru olahraga dan satunya guru serba bisa wkwkwk. 

Yang penasaran silahkan saksikan sinetron ini. Tayang setiap hari pukul 17.25 sampai 19.25 
Read More

Titik Kulminasi

Titik kulminasi merupakan sebuah titik puncak dalam sebuah gerak parabola. Setelah beberapa detik berada di titik ini benda akan terjatuh dengan perlahan. Tidak akan lama berada di titik tersebut, hanya beberapa saat.

Titik kulminasi ini semacam puncak konflik dalam kisah fiksi. Menjadi plot yang ditunggu dan membuat senam jantung bagi yang menikmati ceritanya. Saat inilah jantung akan berdebar sambil melihat kapan waktu untuk penyelesaian konflik selesai. Secantik apa plot twist yang akan dibangun.

Perkara akan menjadi berbeda saat kisah itu nyata dan kitalah tokoh utama. Semua kejadian yang bisa diredam tapi perlahan menuju puncak sangat menggangu banyak sisi. Pikiran terkuras, perasaan tidak menentu, dan semua terasa menemui jalan buntu. Kita tidak tahu bagaimana orang di sekitar mengikuti alur hidup yang sedang kita jalani.

Semua terasa penuh, ruangan sudah sesak semua datang saling mendesak. Masalah datang bertubi, menumpuk menguras emosi. Dia bukan datang silih berganti, tapi datang dan seorang tidak mau pergi. Semua menumpuk dan akhirnya sampai pada titik kulminasi. Titik dimana rasanya pundak tak lagi sanggup menerima beban. Ada emosi yang perlu diluapkan. Ada air mata yang harus ditumpahkan.

Belajar mengendalikan titik, lalu membawanya perlahan menuruni puncak permasalahan. Mulai membangun rasa kesadaran bahwa semua dapat diselesaikan. Semua masih pas sesuai porsi kekuatan manusia. 

Healing, adalah cara paling ampuh untuk menyudahi titik klimaks episode kehidupan. Mencari lingkungan yang positif dan mendukung, kelak support system juga akan membantu penyelesaian.
Read More

Aktivis Muda Indonesia

November tahun 2020 Daya Muda Indonesia mengadakan Students Leadership Training. Sebuah progra yang terlahir dari keprihatinan terhadap aktivitas pelajar selama pandemi. Khawatirnya kreativitas para pengurus organisasi sekolah tidak mampu beradaptasi dengan kondisi baru. Kami mencoba untuk hadir dan berbagi inspirasi dan motivasi serta pengalaman baru. Tercatat 190 pelajar bergabung dengan program ini.

Dari sini kemudian kami membuat sebuah forum yang akan menjadi wadah pelajar untuk berbagi pengalaman dan tempat mencari insight baru. Setelah sekian lama akhirnya, diputuskan forum itu bernama aktivismuda.id. Harapannya komunitas ini akan menjadi platform dalam mengembangkan leadership dari para pelajar. Platform ini kelak bukan hanya berisi mengenai pengembangan diri tetapi juga ragam inovasi pelajar. Bukan hanya untuk pelajar Temanggung tetapi juga pelajar Indonesia.

Output yang diharapkan dari komunitas ini adalah lahirnya para inisiator kebaikan. Mereka yang menyadari apa kemampuannya dan menjadi inisiator perubahan bagi masyarakat sekitar. Akan menjadi sesuatu yang dahsyat ketika anak under 20 tahun sudah mampu melakukan sesuatu yang berdampak bagi sekitar.

Tentunya kita berharap, para pemuda sekarang mampu untuk lebih peka dan peduli dengan kondisi masyarakat sekitar. Kemudian dia hadir menjadi jawaban bagi masalah sosial yang di hadapi.

Selalu ingat dengan sebuah tulisan dari seorang ulama Mesir tentang pemuda yang lahir di sebuah negeri aman sentosa. Tidak dalam jeratan penjajah. Mereka akan sibuk untuk memikirkan diri sendiri. Acuh dengan kondisi bangsanya. Tentunya kami tidak ingin jika generasi penerus ini menjadi sosok seperti itu. Coaching For Leader akan menjadi program unggulan dari aktivismuda.id


Read More

Catatan Pertama Tentang History Of Java

Salah satu buku babon yang sering digunakan dalam pelajaran sejarah adalah buku History Of Java. Sebuah tulisan dari Thomas Stamford Raffles, seorang berkebangsaan Inggris yang Letnan-Gubernur Jawa dan sekitarnya. Dia yang sangat rapi dan rigid dalam mencatat apa saja yang terjadi di tanah Jawa pada masa lalu. Mulai dari kondisi geografis, komposisi penduduk, perekonomian, karakter penduduk, budaya, bahasa, dan munculnya Islam di tanah Jawa.

Catatan paling lengkap dan yang dijadikan rujukan itu ditulis saat negara kita masih dalam kondisi terjajah. Ibarat kata untuk makan saja serba sulit apalagi memikirkan tetang data. Terselip sebuah kekaguman terhadap bangsa barat, mereka sangat keren dalam memahami tanah jajahannya. Disisi lain juga merasa miris, pada saat yang bersamaan negeri kita masih banyak yang belum dapat membaca dan menulis. Sedih sih rasanya, orang yang memberikan catatan detail tentang tanah kelahiran ternyata orang asing. 

Buku ini cukup tebal, makanya saya gak selesai-selesai membacanya. Di setiap akhir bab akan diberikan catatan kaki. Sehingga akan memudahkan kita memahami istilah-istilah yang disampaikan. Ya meskipun kita harus bolak-balik sih bacanya. Kan tulisan ada di depan, terus catatan kaki di belakang. Font tulisannya juga kecil, tanpa gambar. Eh, ada sih gambar... gambar penjelas misal alat pertanian, penampakan laki-laki ningrat, dan sejenisnya. 

Rafles, seorang akademisi yang akan menggiring kita ke masa lalu dengan data dan fakta. Bahkan dia juga mengungkap fakta bagaimana korupnya pemerintah Belanda. Satu hal yang mencengangkan, ketika kita menganggap yang jahat banget adalah penjajah, dalam tulisannya Rafles menjelaskan bahwa para pribumilah yang kejam. Bukan sembarang pribumi, melainkan orang yang memiliki kekuasaan, para tuan tanah. 

Dalam segi budaya, Rafles sampai mencantumkan bagaimana cara berpakaian, karakteristik para bangsawan, kebiasaan masyarakat, perbendaan petani Jawa dan Bali. Komoditas pertanian bukan hanya disebutkan jenisnya, dia sampai dapat menyebut berapa banyaknya hasil panen per tahun. Lengkap dengan hitungan penjualan. Ada neraca pendapatan yang ditampilkan.

Buat kalian yang pengen mengetahui bagaimana bagsa kita dimasa lalu buku ini pas banget untuk dibaca. Ya, meskipun kita tetap harus kritis dengan tulisan Rafles. Tetap harus diingat, dia adalah penjajah yang pastinya ada sisi yang tidak objektif saat pembahasan.


Read More

Tugu Sepuser Tengah-Tengahnya Pulau Jawa

Banyak sekali spekulasi mengenai dimanakah letak titik tengah dari pulau Jawa. Ada yang mengatakan titik tengah pulau Jawa adalah Dieng Wonosobo. Konon pembangunan 400an candi di Dieng karena daerah tersebut merupakan titik tengah pulau Jawa. Ada pula yang menyebutkan bahwa titik tengah pulau Jawa adalah tugu yang terletak di gunung Tidar Magelang.

Nah, tapi yang akan kita bahas saat ini adalah titik tengah pulau Jawa yang ada di kabupaten Temanggung. Di perbatasan antara desa Kupen dengan desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat Temanggung terdapat sebuah tugu berlapis keramik warna biru. Tingginya sekitar 2 meter. Tugu ini dipercaya sebagai titik tengah-tengahnya pulau Jawa.

Desa Soropadan terletak di jalan Raya Magelang-Semarang. Desa ini lebih dikenal dengan agrowisatanya Jawa Tengah. Setiap satu tahun sekali selalu ada pameran pertanian provinsi Jawa Tengah di desa ini. 

Back to topic, menurut kepercayaan penduduk sekitar tugu ini sudah ada sejak jaman Majapahit. Mereka percaya tugu sepuser merupakan titik tengah antara gunung Merapi dan Sumbing serta pantai Utara dan pantai Selatan.

Bangunan tugu yang berdiri sekarang bukanlah bangunan aslinya. Pada jaman Majapahit tugu ini merupaka tumpukan batu bata yang besar dan di tengahnya terdapat batu sehingga bentuk menyerupai pusar. Namun, keberadaan batu bata tersebut sekarang tidak diketahui. Penuturan masyarakat sekitar, tugu dengan keramik biru tersebut dibangun oleh orang Jakarta yang hajatnya dikabulkan setelah melakukan semedi di daerah tugu Sepuser. Info tambahan nih, biasanya pada malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon ada orang-orang yang semedi di sini. 

Untuk sampai di tugu ini dapat menggunakan kendaraan roda dua. Jika menggunakan kendaraan roda empat dapat di parkir di depan balai desa Soropadan. Jarak antara balai desa dengan tugu sekitar 500 meter. Kalau melihat letaknya, dapat dipastikan tidak ada jajanan meski itu hanya gorengan wkwkwk.

Tempat ini memang belum masuk ke dalam prioritas wisata Temanggung. Butuh banyak perbaikan jika tugu sepuser akan dijadikan salah satu destinasi wisata.
Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.