Sahabat Adalah

Sahabat adalah seseorang yang akan selalu ada untukmu. Dia akan mendukung semua hal yang terbaik. Dukungan ini tidak berarti semua keputusan akan didukung. Pertimbangan tentu akan diberikan. Melihat secara objektif dan berharap masukan yang diberikan memberikan dampak terbaik. Dia tidak akan memaksakan pandangan, tetap menghargai keputusan yang di ambil.

Sahabat adalah telinga disaat isi hati da kepala tak mampu lagi membendung segala rasa yang ada. Dia akan mendengar seluruh keluh kesahnya dengan baik. Berkomentar hanya jika dibutuhkan. Dia sangat tau apa kebutuhan, sangat tahu kapan harus berpendapat, kapan harus diam, kapan harus memberi kritikan. 

Dia selalu ada di setiap agenda serumu. Agenda menyenangkan terasa kurang jika dia tidak ada. Bisa jadi ada kesamaan tak jarang juga banyak perbedaan. Itu semua ada untuk saling mendukung dan melengkapi. Meski berbeda, dia tetap akan memberikanmu ruang untuk tumbuh sehingga menjadi best version of you. Ibarat lagu, sahabat akan menemani ulat untuk menjadi kupu-kupu.

Dialah support sistem terbaik setelah keluarga kita. Energi positif pasti akan di pancarkan saat berasamnya. Akan banyak insight dan inspirasi yang akan didapatkan saat bersama sahabat. Kamu, punya sahabat kan? Coba cek di kontakmu, adakah seseorang yang selama 3 tahun terakhir ini selalu berkomunikasi denganmu? Jika ada, maka mungkin itulah sahabatmu.

Carilah jika belum memiliki. Terkadang kita butuh orang lain untuk mengerti. Orang lain yang tulus menerima dan memberi. Sahabat juga mungkin akan lebih banyak memberi arti daripada kekasih pujaan hati. Berbahagialah bagi yang sudah menemukan, sahabat sejati. Bertemu di dunia dan akan tetap bersama sampai surgaNya.
Read More

Kesaksian Jembatan Progo Temanggung

Bau anyir selalu tercium ketika melewati jembatan di desa Madureso, Temanggung. Warna sungai tak lagi jernih, berubah menjadi merah. Ceceran darah di sepanjang jembatan menjadi jawaban penyebab pemandangan mencekam ini sejak Desember 1948 sampai pertengahan tahun 1949. Hampir setiap dua hari sekali terdengar suara tembakan. Suara mengaduh kesakitan karena siksaan. Sumbing dan Sindoro melihat sedih dari kejauhan.

Tidak usah mencari siapa pelaku tindakan keji dan tak manusiawi. Sudah dapat dipastikan tentara kolonial Belanda sedang menumpahkan amarah kepada TNI kala itu. Bagaimana tidak, seorang mayor jenderal telah memerintahkan prajurit TNI untuk menyerang markas Belanda. Angkuhnya mereka, masih tetap bersikeras berada di tanah merdeka. Penjaga ibu Pertiwi tidak akan tinggal diam, mereka pasti berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Dengan beringas para penjajah masuk ke kampung-kampung, gang-gang sempit, pasar, lalu menangkap siapapun yang dianggap sebagai anggota TNI tanpa konfirmasi dan pembuktian. Semua dilakukan dengan membabi buta. Penduduk sipil dijadikan tawanan dan mendapat perlakuan sangat kejam. Di akhir penyiksaan mereka akan dibawa ke jembatan lalu mata ditutup kain hitam. Upacara penyiksaan dilanjutkan. Mereka meregang nyawa ditimpa timah panas atau ditebas kepala dengan pedang. Dibuang ke sungai lalu hanyut mengikuti derasnya air sungai.

Bukan hanya satu dua hari dilakukan, semua dilakukan selama berbulan-bulan. Bukan hanya puluhan atau ratusan korban, tetapi ribuan. Monumen bercat abu-abu memberikan angka 1.200 pejuang telah gugur. Tapi, angka itu bisa jadi lebih. Karena banyak yang diambil dan belum tercatat.

Aku ta’ ketjewa, aku rela...Mati untuk tjita-tjita sutji nan mulja: Indonesia merdeka, adil,makmur dan bahagia.

Temanggung, 22/12-48-10/8-49

Begitulah tulisan Mayor Jenderal Bambang Soegeng yang tertulis di monumen bambu runcing dekat jembatan. Seseorang yang telah mengobarkan semangat pejuang di Temanggung menumpas penjajah.

Nama para korban mungkin tidak tercatat, jasadnya mungkin telah menyatu di dasar sungai Progo. Tetapi, jasa mereka telah tertulis rapi dengan tinta emas dalam sanubari. 


Read More

Konselor Sebaya

Ada sebuah kaidah dalam penyembuhan penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri atau virus. Kurang lebih bunyinya, obat paling manjur adalah obat yang berasal dari penyebab sakit itu sendiri. Kaidah ini juga berlaku dalam menyelesaikan masalah remaja. Ya, merekalah yang paling mengetahui cara ampuh menyelesaikan masalah mereka sendiri.

Maka pemilihan tema peer conselor adalah salah satu alternatif terbaik yang bisa dilakukan untuk menghadapi permasalahan mereka. Terus orang dewasa ngapain dong? Tugasnya adalah menjadi katalisator penyelesaian. Dia mempercepat penyelesaian tanpa ikut dalam prosesnya secara langsung.

Mudahkah melahirkan pelajar yang siap menjadi conseli? Tidak semudah itu Ferguso. Memerlukan proses yang panjang dan pendampingan intens. Begitu menurut Isnan Hidayat founder petekehidupan.id saat dimintai pandangan tentang program dari Healthy Lifestyle Community. Pemilihan topik konselor sebaya cukup menarik. Karena disini kita akan melibatkan langsung pelajar dalam membantu temannya menyelesaikan masalah. Fokus yang akan dilakukan oleh HLC adalah pada bab kesehatan mental.

Dalam konsultasi tersebut Isnan menjelaskan bahwa perlu ada tahapan sebelum sampai pada konselor sebaya. Ada tiga tahapan yang perlu dilakukan, yaitu :
1. Peer Education
Jadi para pelajar yang akan kita latih pertama kali tugasnya adalah memberikan kampanye mengenai isu yang di usung. Bisa dengan menyebarkan posdig, pamflet, atau cara lain. Yang intinya meberikan edukasi kepada teman satu sekolahnya.

2. Peer Support
Ini sangat penting sekali dan paling realistis mengajak pelajar di tahapan ini. Ketika teman sebayanya memiliki masalah mereka mencarinya untuk bercerita. Kemampuan minimal yang dimiliki adalah kemampuan mendengar dan memiliki empati terhadap masalah yang di hadapi. Tidak sampai turut menyelesaikan masalah melainkan memberikan masukan dan menerima curhatan. Para conseli diharapkan mampu menjadi support sistem bagi temannya tersebut.

Pada fase ini pun, para conseli butuh pendampingan. Tujuannya agar beragam masalah yang mereka tampung dapat disampaikan kepada tim HLC. Sehingga, dapat mengambil langkah apabila ditemukan masalah yang terjadi bersifat komunal bukan individu

3. Peer Conseling
Pada tahap ini bisa dikatakan para pelajar sudah menjadi ahli. Penggunaan nama ini akan memberikan beban secara psikologis. Bisa jadi, teman yang bercerita kepadanya berharap bisa selesai itu masalah. 

Begitulah kira-kira sedikit catatan hasil konsultasi dengan Isnan Hidayat. Semoga eksekusinya dapat menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi pelajar masa kini
Read More

Dari Gunuang Omeh, Ke Jalan Lain di Moskow Menuju Hukuman Mati di Kediri, Sebuah Cerpen Yang Mengajak Berfikir

Sekilas membaca judul dari cerpen tersebut langsung teringat dengan sebuah buku yang berjudul Dari Ave ke Maria ke Jalan Lain ke Roma. Sebuah kumpulan cerita karya Idrus yang diterbitkan oleh balai pustaka. Secara otomatis otak sudah memberikan stimulus sepertinya ceritanya akan sejenis dengan karya Idrus ini. Cerita pendek yang akan menggambarkan sejarah di masa lalu. Tapi siapa dan tentang apa? 

Awalnya merasa asing dengan Gunuang Omeh, yakin banget ini adalah bahasa daerah dan yang pasti bukan Jawa. Mana dong? Sebelum pusing, akhirnya diputuskan untuk membaca terlebih dahulu paragraf awal. Satu kata kunci di empat paragraf pertama yaitu,  penulis Tanah Orang Miskin. Judul ini tidak asing, sepertinya pernah membaca ini tetapi, masih tidak yakin. Setelah konsultasi dengan google, walaaa benar ternyata ini adalah kisah Tan Malaka. Pantes ada Moskow, sebuah tempat yang kental dengan ajaran komunis. Berarti Gunuang Omeh itu mengandung unsur melayu wkwkwk

Langsung deh, semangat untuk mencermati tulisan karena kebetulan pernah membaca biografi Tan Malaka dan mengoleksi dua karyanya. Membacanya sedih campur haru. Masih kadang ada perasaan tidak terima ada perlakuan seperti itu kepada salah satu pendiri bangsa. Kegundahan dan kegalauan tokoh aku cukup mewakili perasaan.

Eh, tapi bagaimana dengan orang yang tidak suka sejarah membaca cerpen karya Heru Sang Amurwabumi ini? Kuminta suami untuk membaca cerpen. Tanggapannya, belum bisa menyimpulkan siapakah tokoh dia. Tetapi dapat memahami bahwa tokoh dia adalah seseorang yang berjasa terhadap republik.

Secara pemilihan diksi kata, penulis memiliki sebuah ke-khasan. Unik dan tidak semua penulis bisa meramu sedemikian kuatnya. Penggambaran latar membawa kita ke nuansa masa lampau. Cukup detail apalagi saat mendeskripsikan suasana Gunung Wilis.

Tokoh yang dimunculkan adalah dia, aku (sersan batalyon), kopral, dan komandan batalyon. Untuk menentukan mana tokoh antagonis dan protagonis cukup sulit. Karena kurang ada penegasan mana tokoh yang digambarkan jahat. Jika dibaca baik-baik sepertinya tokoh Komandan adalah antagonis dan dia adalah protagonis.

Bagi Anda yang suka cerpen dengan genre romance atau konflik seputar cinta atau persahabatan tidak akan merasa terhibur saat membaca cerpen ini. Penggunaan bahasa yang cukup butuh pencernaan dan kita seolah diajak berfikir siapa tokoh ini? Benarkah itu terjadi? Dan segudang pertanyaan lain. Maka, saya tidak merekomendasikan cerpen ini untuk dibaca. Beneran, ini cerpen bakal ngajakin kita main detektif-detektifan. Tidak akan ada senyum simpul saat membaca derita demi cerita. 

Cerpen ini sangat direkomendasikan untuk Anda penyuka sejarah. Cerpen ini bisa dikategorikan kedalam faksi. Dimana cerita diangkat dari sebuah realita. Membaca ini akan mengingatkan saya terhadap salah seorang yang mengajari saya membaca dan menulis, pak Nasirun Purwokartun. Beliau juga menulis fiksi (novel Penangsang) tetapi by riset. Gaya bahasa, pengambilan tema cerita hampir sama. Sangat ditunggu kisah hidup Tan Malaka ini diangkat ke dalam sebuah novel. Seru deh pasti.

Yuk yang kepo sama cerpennya bisa cus klik link ini 
https://www.ngodop.com/2021/08/dari-gunuang-omeh-ke-jalan-lain-di.html?m=1
Read More

Rindu adalah Residu


Rindu adalah senyawa residu dari sebuah titik temu. Setelah lama tak saling tegur sapa, tak ada lagi saling bicara maka muncullah rasa yang akan mengganggu jiwa. Rindu itu bukan melulu tentang pertemuan dua orang manusia. Bisa jadi, dia hanya rindu dengan suasana saat bersama.

Perpisahan memang sangat menyakitkan. Tidak jarang membuat manusia menjadi hilang kendali. Tidak mampu lagi mengendalikan diri untuk mengontrol emosi. Rasanya, tangisan tidak akan mampu mempertemukan. Pada masa seperti ini jangan sesekali mengambil keputusan. Karena semua bisa jadi bersifat luapan. Ya, hanya luapan atas rasa ingin bertemu tetapi tidak mampu. 

Rindu adalah residu yang megusik kalbu. Ingin rasanya menembus ruang dan waktu agar dapat mengulang dan memperbaiki keadaan. Tetapi, itu sudah tidak lagi mungkin dilakukan. Kehilangan adalah rangkuman dari semua perasaan. Kehilangan kesempatan, kehilangan momen, kehilangan seseorang. 

Kita harus tetap hidup dalam sebuah realitas. Tidak semua hal terjadi sesuai dengan keinginan. Tidak semua kejadian membutuhkan persetujuan dari kita. Semua adalah kuasa Tuhan. Lalu apatah yang dapat kita lakukan? Hanya satu yang bisa dilakukan, menerima kenyataan dan berdamai dengan keadaan. 

Rindu datang karena saling berjarak. Tidak mampu saling menggenggam. Tidak ada lagi kata menguatkan. Seolah masing-masing berjalan sendirian. Rindu adalah risiko dari sebuah perpisahan. Perpisahan yang memang menjadi pilihan atau karena mengikuti takdir Tuhan.

Ya...rindu ini adalah residu
Read More

Belajar dari Jendela SMP

SCTV merupakan salah satu stasiun televisi yang sering mengangkat novel ke dalam sinetronnya. Salah satu sinetron yang diangkat dari novel adalah Dari Jendela SMP. Sebuah novel fenomenal besutan Mira W ini menceritakan tentang seorang anak SMP (Wulan) yang hamil dengan teman sekelasnya (Joko). Itu versi novel, versi sinetron tidak semuanya sama persis dengan di novel. Bahkan saat lebih dari 500 episode ini jalan cerita sudah sangat jauh dari novel aslinya. 

Di versi novelnya Wulan pada akhirnya melahirkan anak tersebut, sedangkan Joko yang berasal dari keluarga tidak mampu akhirnya masuk rehabilitasi sosial karena melakukan pelanggaran hukum. Sad ending kalau di novel mah.

 Gimana di sinetnya? Sejak kemunculan sinetron yang dibintangi oleh para remaja ini sudah beramai-ramai komentar miring. Pasalnya ada kekhawatiran jika nanti akan memberikan contoh tidak baik bagi remaja terutama anak SMP. 

Dalam cerita versi sinetronnya Wulan mengalami gejala pseudocyesis atau disebut juga kehamilan palsu. Biasanya seseorang yang depresi, stres, atau mengalami penyakit akan merasa yakin bahwa dirinya hamil. Dikisahkan Wulan mengalami sakit kanker ovarium dan akhirnya di operasi. Setelah operasi ini dia masih bertanya kepada kedua orangtuanya tentang dedek bayinya dengan Joko. Ya, Wulan merasa dia kehilangan bayinya. Bahkan sebenarnya Wulan tetap menstruasi selama mengalami kehamilan palsu tersebut. 

Setelah diintrogasi, ternyata Joko dan Wulan tidak melakukan hubungan terlarang. Mereka hanya saling berpegangan tangan untuk menghangatkan. Jadi, jelas banget perbedaan kisah novel dengan sinetronnya. 

Bahkan disini terselip sebuah sex education bagi pelajar. Sekaligus menambah pengetahuan bagi kita tentang kehamilan palsu dan bagaimana sikap yang harus diberikan kepada orang yang mengalami hal tersebut. 

Menurut saya, sinetron ini semakin menarik ketika masuk ke jenjang SMA. Konflik yang dihadirkan lebih fresh dengan tetap melanjutkan konflik yang lama dan utama. Konflik yang belum terselesaikan dari sesi pertama adalah restu orang tua Wulan dan Joko. Keluarga mereka bermusuhan karena adanya kesalahan dan rasa dendam dari masa lalu. 

Sedangkan konflik baru yang dihadirkan selayaknya anak-anak sekolah jaman sekarang. Ada senioritas, cewek dan cowok populer, persahabatan, cinta segi banyak, putus dari pacar, semacam itulah. Tapi ada beberapa konflik yang dihadirkan kemudian menjadi nasihat untuk para remaja.

Ada tiga konflik nih yang asik untuk dibahas, karena ini bisa berhubungan dengan kesehatan mental jugak 

Pertama, kisah Wulan and the Genk saat mau bersahabat dengan Lesti. Ceritanya Lesti itu anak yang cupu, berkacamata, dan semua argumennya selalu berdasarkan kata internet. Keanehan yang dimilikinya membuat dia tidak pernah punya teman. Dan selalu merasa sendiri. Tetapi Wulan dan teman-temannya membuka tangan untuk bersahabat dengan Lesti. Mereka melindungi Lesti dari ucapan orang sekitar.

Kedua, saat Cantik kena body shaming. Ceritanya anak-anak cewek ikut dalam pembuatan video klip boy band Unity. Anak-anak di sekolah memberikan apresiasi kepada para cewek itu. Namun, mereka memberikan komentar tidak mengenakkan mengenai penampilan Cantik. Dia memiliki ukuran big size, hobi makan, dan sangat enerjik. Akhirnya si Cantik merasa insecure kemudian dia bertekad untuk diet. Tidak mau diajak makan sama temen-temennya hingga suatu saat dia jatuh pingsan di kamar mandi. Beberapa hari tidak masuk sekolah. Melihat keadaan ini teman-teman Cantik (Wulan and the Genk) membuat sebuah video kampanye mengenai self love. Dalam video tersebut mereka menceritakan kekurangan masing-masing dan di akhir video mengajak siapapun untuk mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. 

Ketiga, saat pementasan drama kolosal Damar Wulan. Waktu itu seharusnya Santi berperan menjadi adik dari Kencana Wungu. Tetapi, tiba-tiba guru mennganti perannya menjadi pohon, karena ada selebgram yang akan ikut tampil. Selebgram itu padahal orang yang merusak hubungan Santi dengan pacarnya. Dia sangat sedih, dan merasa tidak akan ada orang yang bertepuk tangan untuk pemeran pohon. Ternyata, teman-teman Santi peka dengan perasaan Santi. Mereka berkata, bahwa Santi akan menjadi pohon terbaik sepanjang sejarah pementasan drama. Mendengar perkataan temanya Santi menjadi semangat. 

Memilih teman degan positif vibes sangat diperlukan. Apalagi bagi remaja yang sedang mengalami banyak perkembangan secara emosional. Mencari lingkaran positif yang memberikan dorongan sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan mental remaja.

Begitu kira-kira yang dapat diambil sisi positifnya. Sisi negatif ada nggak? Ada dong pastinya. Lebih banyak scene cinta-cintaan sih. Untuk anak-anak butuh pendampingan. Soalnya bahasa yang digunakan juga lebih ke bahasa gaul yang beberapa orang mungkin akan merasa itu tidak sopan. Selain itu, kurang dalam penggambaran suasana sekolahnya. Aneh saja sih, di sekolah sebesar itu cuma ada dua guru dan satu satpam. Satu guru olahraga dan satunya guru serba bisa wkwkwk. 

Yang penasaran silahkan saksikan sinetron ini. Tayang setiap hari pukul 17.25 sampai 19.25 
Read More

Titik Kulminasi

Titik kulminasi merupakan sebuah titik puncak dalam sebuah gerak parabola. Setelah beberapa detik berada di titik ini benda akan terjatuh dengan perlahan. Tidak akan lama berada di titik tersebut, hanya beberapa saat.

Titik kulminasi ini semacam puncak konflik dalam kisah fiksi. Menjadi plot yang ditunggu dan membuat senam jantung bagi yang menikmati ceritanya. Saat inilah jantung akan berdebar sambil melihat kapan waktu untuk penyelesaian konflik selesai. Secantik apa plot twist yang akan dibangun.

Perkara akan menjadi berbeda saat kisah itu nyata dan kitalah tokoh utama. Semua kejadian yang bisa diredam tapi perlahan menuju puncak sangat menggangu banyak sisi. Pikiran terkuras, perasaan tidak menentu, dan semua terasa menemui jalan buntu. Kita tidak tahu bagaimana orang di sekitar mengikuti alur hidup yang sedang kita jalani.

Semua terasa penuh, ruangan sudah sesak semua datang saling mendesak. Masalah datang bertubi, menumpuk menguras emosi. Dia bukan datang silih berganti, tapi datang dan seorang tidak mau pergi. Semua menumpuk dan akhirnya sampai pada titik kulminasi. Titik dimana rasanya pundak tak lagi sanggup menerima beban. Ada emosi yang perlu diluapkan. Ada air mata yang harus ditumpahkan.

Belajar mengendalikan titik, lalu membawanya perlahan menuruni puncak permasalahan. Mulai membangun rasa kesadaran bahwa semua dapat diselesaikan. Semua masih pas sesuai porsi kekuatan manusia. 

Healing, adalah cara paling ampuh untuk menyudahi titik klimaks episode kehidupan. Mencari lingkungan yang positif dan mendukung, kelak support system juga akan membantu penyelesaian.
Read More

Banyak Dilihat

Pengikut

Pengunjung

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

inspirasi tania. Diberdayakan oleh Blogger.